“Keadaan paling dekat seorang hamba dari rabbnya adalah ketika dia dalam keadaan sujud, maka perbanyak doa (di dalamnya).” (HR. Muslim)

SELESAIKAN MASALAH YG BERLARUT LARUT



Asalamualaikum wrwb.manusia dan seluruh isinya adalah hasil ciptaaNya.tentu kuncinya ada pada Allah dan manusianya sendiri yg sudah di beri akal .jika menemui berbagai masalah yg sulit dan berlarut larut lakukan hal berikut ini, insya Allah ditunjukkan jalan

dan celah untuk membantu menyelesaikan masalahmu tentu juga sesuai hukum yaitu sunattullah bisa cepat bisa juga pelan pelan .karena Allah paling tahu apa yg terbaik bagimu. sesulit apapun masalah yang sedang kau hadapi kecil di hadapan Allah

1. Terima dulu, masalahmu sepenuhnya.jangan salahkan siapapun,karena masalah itu hadir karena perbuatanmu di masa lalu atau saat ini, Kecuali Allah sedang mengujimu. Tapi biasanya jika masalah lama tak juga selesai, berarti itu bisa juga karena dosa-dosamu di masa lalu.dan masalah itu pantas untukmu.

2. Sholat taubat .di situlah letak awal benar benar intropeksi diri dan memohon maaf kepadaNya.

3. Doa,dzikir dan istighfar sebanyak banyaknya sambil meresapi dan mengingat berbagai dosa (besar atau kecil) yang pernah dilakukan. Istighfar dengan suara berbisik tapi penuh dengan permohonan kepada Allah.jikalau berat carilah pembimbing spiritual ruhani sesuai agamamu dan ahli sesuai dengan permasalahanya. pasti akan terasa ringan karena mendapat suntikan bimbingan juga semangat dan doa.

4. Maafkanlah semua orang yang telah menyakitimu atau jika kamu salah minta maaflah sebesar apapun masalahnya.Karena Allah saja maha pemaaf.apa lupa jika kita salah juga selalu di maafkan Allah.

5. Bersedekahlah sebesar mungkin semampumu. insya Allah makin besar sedekahnya, maka akan mengangkat berbagai kotoran di hati dan masalah.
sehingga hati lebih plong dan pasrah.

6. Lepaskan berbagai rasa memiliki, ingatlah kita ini tidak punya apa-apa, semua milik Nya, bahkan mata kaki tangan kita pun hanya amanah, bukanlah milik kita. Biasanya kita punya masalah justru menjadi “takut kehilangan”,yg lebih aneh lagi misal orang punya hutang dia punya harta banyak tapi lebih memilih masalah hutang nya berlarut dan membuatnya stress padahal dia mau beres hutangnya secepat mungkin .karena sayang hartanya maka takut kehilangan inilah orang yg di perbudak harta .orang sakit punya harta tetap memilih sakitnya tanpa mau kehilangan hartanya ini juga sama di perbudak harta. padahal kita dari lahir sampai mati tetap tak pernah memiliki apapun, kenapa harus takut kehilangan?

7. Tetap berusaha walau jatuh bangun dan tawakkal penuh kepada Allah, pasrah total.

8. Lakukanlah semua atas dasar niat murni ‘kembali ke fitrah manusia di ciptakan untuk apa .” BERIBADAH KEPADANYA”

9. Lakukan Sholat Hajat dan dhuha .kenapa dhuha dan hajat .karena secara umum masalah dan mendasar berasal dari perihal dasar keinginan dan kehidupan duniawi.

10. Kurangi menikmati yang enak-enak dari sudut pandang jasadi .

Misal kurangi makan yang tak perlu (contoh ngemil, atau makan nambah-padahal sepiring cukup, atau makan yang terlalu enak -berlemak ). gunakan waktu sebaik mungkin dipakai ibadah dan berdzkir .

11. Jangan dipikirin masalahnya, yang penting lakukan saja cara di atas di atas, sebab kalau dipikirin berarti tidak sedang melakukan 10 cara di atas dengan totalitas.

Insya Allah jika di lakukan serius apalagi ada yg membimbing akan faham dan pelan pelan lepas masalahnya.seperti apapun jgn lari dari masalah tapi hadapi dgn segala kemampuan .
Billahitaufik walhidayah wasallamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Kiriman sedulur sbm google+ di sarikan dari kitab/buku “ngawur nya manusia”  :

Nyai rondo buteng – jogjakarta

10 Dosa Besar Yang Menghambat Datang Rejeky (termasuk jodoh)




Suatu malam saya menonton acara yang diasuh oleh Ustadz Yusuf Mansur di salah satu stasiun televisi nasional yang kala itu mengambil tema "ANTI GALAU". Ketika itu saya mendengar cerita dari salah seorang bintang tamu yang bercerita tentang kegalauan yang pernah dialaminya pada saat mendapat kesulitan dalam mencari jodoh.

Dalam ceritanya, sang bintang tamu mengatakan bahwa beliau pernah mengalami beberapa kali kegagalan dalam perjodohannya. Kemudian ia bertaubat atas perbuatan yang pernah dilakukan yang diantaranya ada dalam 10 dosa besar yang pernah diungkapkan Ustadz Yusuf Mansur. Setelah itu akhirnya beliau menemukan jodoh yang diidam-idamkan. Bahkan bukan cuma itu, usaha yang dikelolanya pun mengalami kemajuan.

Penasaran dengan 10 dosa besar tersebut, akhirnya saya mencoba mencari tahu dengan bantuan simbah google. Ternyata kawan-kawan yang lain telah banyak yang menulis tentang hal ini.

Berikut ini adalah 10 Dosa Besar yang dimaksud: 
  1. SYIRIK, MENYEKUTUKAN ALLAH SWT.
  2. MENINGGALKAN SHOLAT
  3. DURHAKA TERHADAP ORANG TUA
  4. ZINA
  5. HARTA HARAM, REJEKI HARAM
  6. MINUM-MINUMAN KERAS, MABUK-MABUKKAN
  7. MEMUTUSKAN TALI SILATURRAHIM
  8. BERBUAT KEBOHONGAN, SAKSI PALSU
  9. KIKIR, PELIT
  10. GHIBAH, BERGUNJING

Semoga tulisan ini bisa bermanfaat khususnya bagi saya pribadi dan umumnya bagi pembaca sekalian agar senantiasa mendapat kelancaran dalam urusan jodoh, rezeki dan lain sebagainya supaya tidak ada lagi dosa yang dapat menghalangi dikabulkannya do'a kita semua. Amin

Tangis Doa Untuk Putri Tercinta....



Hampir disetiap Malam ku terjaga....

Ku pandangi wajah polosmu...
Begitu natural tanpa dosa...
Putriku.....

Ayahmu tak lain hanya manusia lemah
Tiada daya... tiada guna...
Tik...tik...tik...
Tak sadar air mata bersimbah jatuh
Ya Allah...
Lelaki yang dipanggil ayah ini sedang gundah

Bagaimana aku tidak..
Aku tak dapat melakukan hal apapun...
Ya Allah...
Kalau bukan karena Rahman Rahim Mu...
Kalau bunkan karena karunia dan rahmat Mu..
Wahai Rabb Maha Kaya, Maha Pemberi lagi Maha Tinggi

Tangisku ini...
Untuk putriku
Gadis kecil yang begitu aku sayang
Engkaulah yang Maha Tahu
Engkau yang mengetahui apa yang akan terjadi
Karena Engkaulah Maha Kehendak
Dan Kaulah Pemilik Takdir

Ya Allah...
Tiada Tuhan Selain Engkau...
Engkaulah yang maha Suci
Pemilik 99 nama Mulia..
Pemilik Langit dan Bumi
Penguasa Ilmu
Sujudku Hanya untuk Mu
Takutku hanya pada Mu

Perkenankanlah..
Ayah dari seorang Gadis kecil ini
Memohon pada Mu
Lindungilah anakku...
Cukupkan segala hajatnya...
Lebihkanlah Rejekinya...
Terangi hidupnya dengan hidayah Mu
Pelihara ia dengan Kasih Sayang Mu
Panjangkan umurnya
Dan...
Muliakanlah ia

Wahai Rabb Azza wajalla...
Ku bersimpuh di hadapanmu dengan urai air mata
Ampunilah hamba..
Berilah kesempatan
Tuk lihat putriku bahtagia...

Putriku.....
Ayah teramat sayang padamu


Brebes 14 Des 2014



Makna TABAYYUN

Tabayyun secara bahasa memiliki arti mencari kejelasan tentang sesuatu hingga jelas benar keadaannya. Sedangkan secara istilah adalah meneliti dan meyeleksi berita, tidak tergesa-gesa dalam memutuskan masalah baik dalam hal hukum, kebijakan dan sebagainya hingga jelas benar permasalahannya.


Tabayyun adalah akhlaq mulia yang merupakan prinsip penting dalam menjaga kemurnian ajaran Islam dan keharmonisan dalam pergaulan. Hadits-hadits Rasulullaah saw dapat diteliti keshahihannnya antara lain karena para ulama menerapkan prinsip tabayyun ini. Begitu pula dalam kehidupan sosial masyarakat, seseorang akan selamat dari salah faham atau permusuhan bahkan pertumpahan darah antar sesamanya karena ia melakukan tabayyun dengan baik. Oleh karena itu, pantaslah Allaah swt memerintahkan kepada orang yang beriman agar selalu tabayyun dalam menghadapi berita yang disampaikan kepadanya agar tidak meyesal di kemudian hari,” Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti (tabayyun), agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatan itu”.

Bahaya meninggalkan tabayyun
1. Menuduh orang baik dan bersih dengan dusta.
Seperti kasus yang menimpa istri Rasulullaah saw yaitu Aisyah ra. Ia telah dituduh dengan tuduhan palsu oleh Abdullaah bin Ubai bin Salul, gembong munafiqin Madinah. Isi tuduhan itu adalah bahwa Aisyah ra telah berbuat selingkuh dengan seorang lelaki bernama Shofwan bin Muathal. Padahal bagaimana mungkin Aisyah ra akan melakukan perbuatan itu setelah Allaah swt memuliakannya dengan Islam dan menjadikannya sebagai istri Rasulullaah saw. Namun karena gencarnya Abdullaah bin Ubai bin Salul menyebarkan kebohongan itu sehingga ada beberapa orang penduduk Madinah yang tanpa tabayyun, koreksi dan teliti ikut menyebarkannya hingga hampir semua penduduk Madinah terpengaruh dan hampir mempercayai berita tersebut. Tuduhan ini membuat Aisyah ra goncang dan stress, bahkan dirasakan pula oleh Rasulullaah saw dan mertuanya. Akhirnya Allaah swt menurunkan ayat yang isinya mensucikan dan membebaskan Aisyah ra dari tuduhan keji ini[baca QS Annuur 11-12].

2. Timbul kecemasan dan penyesalan.
Diantara shahabat yang terpengaruh oleh berita dusta yang disebarkan oleh Abdullaah bin Ubai bin Salul itu adalah antara lain Misthah bin Atsasah dan Hasan bin Tsabit. Mereka itu mengalami kecemasan dan penyesalan yang dalam setelah wahyu turun dari langit yang menerangkan duduk masalahnya. Mereka merasakan seakan-akan baru memsuki Islam sebelum hari itu, bahkan kecemasan dan penyesalan tersebut tetap mereka rasakan selamanya hingga mereka menemui Rabbnya[QS AlHujurat 6].

3. Terjadinya keslahfahaman bahkan pertumpahan darah.
Usamah bin Zaid ra bertutur: Rasulullaah saw telah mengutus kami untuk suatu pertempuran, maka kami tiba di tempat yang dituju pada pagi hari. Kami pun meyerbu musuh. Pada saat itu saya dan seorang dari kaum Anshar mengejar salah seorang musuh. Setelah kami mengepungnya, musuh pun tak bisa melarikan diri. Di saat itulah dia mengucapkan Laa Ilaaha Illallaah. Temanku dari Anshar mampu menahan diri, sedangkan saya langsung menghujamkan tombak hingga dia tewas. Setelah saya tiba di Madinah, kabar itu sampai kepada Rasulullaah saw. Beliau bersabda:” Hai Usamah, mengapa engkau membunuhnya setelah ia mengucapkan Laa Ilaaha Illallaah?Saya jawab:” Dia mengucapkan itu hanya untuk melindungi diri”. Namun Rasulullaah saw terus mengulang-ulang pertanyaan itu, hingga saya merasa belum pernah masuk Islam sebelumnya{HR.
Bukhari].(Dalam riwayat Muslim, Nabi saw bertanya kepada Usamah dengan “Apakah kamu telah membedah hatinya?”).



Hadits ini memberi pemahaman bahwa Nabi saw marah kepada Usamah bin Zaid ra karena ia telah membunuh musuhnya yang telah mengucapkan Laa Ilaaha Illallaah, hingga Nabi saw bertanya “Apakah engkau telah teliti dengan jelas (tabayyun) sampai ke lubuk hatinya bahwa ia mengucapkan Laa Ilaaha Illallaah itu karena ia takut senjata dan ingin melindungi diri….dst?”.
Penyebab tiada tabayyun
1. Pada masa kanak-kanak.
Sesorang yang hidup di bawah asuhan orang tua yang tidak memiliki sikap tabayyun, maka sikap tersebut kelak akan meresap ke dalam jiwa anaknya hingga akhirnya anak itupun menjadi potret dari kedua orang tuanya yaitu tidak memiliki sikap tabayyun.

2. Tertipu oleh kefasihan kata.
Adakalanya telinga seseorang itu jika mendengarkan kata-kata manis dan menarik lantas menjadi tertipu, padahal itu hanyalah rayuan dan bunga-bunga perkataan, sehingga ia lalai dan tidak tabayyun. Karena
itulah Nabi saw bersabda tatkala merasakan gejala ini, “Sesungguhnya kalian mengajukan perkara kepadaku, dan barangkali sebagian dari kamu lebih pintar berbicara dengan alasan-alasannya daripada yang lain, maka
barangsiapa yang aku putuskan dengan hak saudaranya karena kepintarannya bermain kata-kata, maka berarti aku telah mengambilkan untuknya sepotong bara api neraka, maka janganlah ia mengambilnya”[HR.
Bukhari].

3. Lalai terhadap dampak buruknya.
Seseorang tidak menyadari bahaya buruk meninggalkan tabayyun. Padahal akibatnya akan mencemarkan nama baik orang, penyesalan diri dll.

Terapi terhadap sikap tiada tabayyun
1. Senatiasa meningkatkan ketaqwaan, karena salahsatu di antara keutamaan taqwa adalah Allaah akan memberikan ‘Furqan’ kepadanya, yaitu kemampuan membedakan yang haq dari yang batil, yang benar dari yang
bohong[QS AlAnfal 29].

2. Bergaul dengan orang-orang yang memiliki sikap tabayyun. Hal ini akan banyak memberi manfaat baginya kepada sikap kritis, penuh pemikiran dan pertimbangan hingga ia selamat dari ketergelinciran dan salah langkah dalam mengambil langkah dan tindakan.
3.Membaca, memahami,merenungi dan mengamalkan ayat-ayat yang membahas tabayyun (misalnya AlHujurat 6, Annisaa 94).
4. Membiasakan diri untuk selalu berprasangka baik terhadap muslim lainnya (QS. Annuur 12).
” Ya Allaah, lapangkanlah dada kami, tenangkanlah jiwa dan fikiran kami, karuniakanlah sifat tabayyun pada diri kami, sehingga kami dapat menyikapi semua berita yang sampai kepada kami dengan benar sesuai
kehendak-Mu”.

Semoga bermanfaat…
Sumber: http://bit.ly/vQv3cWa

Faedah Tahajjud


Dalam kehidupan manusia saat ini ternyata masih banyak beberapa orang yang masih menyepelekan sholat tahajud,padahal sholat tahajud adalah sholat yang memilki keutamaan yang besar setelah sholat fardhu.Fungsi ataupun keutamaan dari sholat ini ternyata banyak dan bisa menjadi solusi bagi kita yang mempunyai permasalahan khususnya masalah spritual kita dengan sang pencipta.Adapun beberapa fungsi sholat tahajud itu adalah sebagai berikut :
1.Menjadikan pelakunya sebagai hamba yang bersyukur
“Dari Mughirah bin Syu’bah,ia berkata :Sungguh Rasululloh SAW berdiri dan sholat sehingga kedua telapak kakinya atau kedua betisnya bengkak,lalu beliau ditanya,maka jawabnya:bukankah aku ini mesti menjadi seorang hamba yang banyak bersyukur?” ~HR Bukhori~
2.Menjadikan pelakunya bersemangat tinggi dan berjiwa bersih
“Dari Abu Hurairah,Sesungguhnya Rasululloh SAW bersabda”…Jika seseorang shalat tahajud,maka dipagi harinya menjadi orang yang bersemangat tinggi dan jiwanya bersih.Jika tidak,maka dipagi harinya menjadi manusia yang bberjiwa kotor dan pemalas” ~HR Bukhori~
3.Menjadikan pelakunya sebagai hamba yang paling dekat dengan Alloh
“Dari Amr bin Absah,Sesungguhnya ia mendengar Rasululloh SAW bersabda:”Alloh paling dekat dengan hambanya pada akhir malam,oleh karenanya jika kamu sanggup untuk menjadi orang yang berdzikir kepada Alloh pada saat tersebut lakukanlah” ~HR Tirmidzi~
4.Menjadikan pelakunya terpuji
“Pada sebagian malam hari kerjakannlah sholat tahajjud sebagai ibadah tambahan bagimu.Sepantasnya Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yanng terpuji” ~QS Al Israa :17~
5.Menjadikan pelakunya sebagai mustahiq pemberian Alloh di akhirat
“Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu berada dalam kebun-kebun yang dikelilingi mata air.Mereka menerima segala pemberin Tuhan karena di dunia berbuat baik,mereka sedikit sekali tidur di waktu malam,dan beristighfar di waktu sahur” ~QS Adz Dzariyat :15-18~
6.Menjadikan pelakunya meraih kebahagiaan hidup
“Apakah kamu orang musyrik yang lebih beruntung ataukah orang yang beribadah pada waktu malam dengan sujud dan berdiri karena takut akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? ~QS Az Zumar:9
Wallohu’alam bishawab …

Meneladani Cucu Rasulullah SAW



Imam Thawus bin Kaisan, ulama Yaman, pernah melihat Imam Ali Zainal Abidin cucu Ali bin Abi Thalib RA berdiri di bawah naungan Ka’bah, sedang meratap, bermunajat, dan berdoa sambil menangis.

Thawus bertanya, “Wahai cucu Rasulullah SAW, kulihat Anda dalam keadaan demikian padahal Anda memiliki tiga keutamaan yang saya kira bisa mengamankan Anda dari rasa takut.”

Ali Zainal Abidin berkata, “Apakah itu wahai Thawus?” Thawus menjawab, “Pertama, Anda adalah keturunan Rasulullah SAW. Kedua, Anda akan mendapatkan syafaat dari kakek Anda dan ketiga, rahmat Allah bagi Anda.”

Zainal Abidin berkata, “Wahai Thawus, garis keturunanku dari Rasulullah tidak menjamin keamananku setelah kudengar firman Allah: “... kemudian ditiup lagi sangkakala, maka tidak ada lagi pertalian nasab di antara mereka hari itu ...” (QS al-Mu'minun: 101).

Ia lalu melanjutkan, "Adapun tentang syafaat kakekku, Allah SWT telah menurunkan firman-Nya: “Mereka tiada memberi syafaat melainkan kepada orang yang diridhai Allah.” (Surat al-Anbiya: 28).
Sedangkan mengenai rahmat Allah, lihatlah firman-Nya: “Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat pada orang-orang yang berbuat baik.” (Surat al-A’raf: 56).

Ali Zainal Abidin gemar beribadah dan berdoa, di antara doanya, "Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu jangan sampai ditampakkan baik dalam pandangan manusia padahal tersimpan hati yang buruk."
Imam Ibnul Jauzi rahimahullah dalam bukunya Shaidul Khathir berkata, "Tanda orang yang ikhlas ialah jika di hadapan orang sama dengan kesendiriannya."

Beliau seorang yang dermawan, penyabar, rendah hati, santun dalam berbicara, dan memiliki hati yang bersih. Kemuliaan nasab tidak menjadikannya sombong dan tidak merasa aman dari azab, bahkan, sering berdoa sambil menangis memohon ampunan dari Allah.

Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang lambat amalnya, maka kemuliaan nasabnya tidak bisa mempercepatnya.” (HR Muslim dan lainnya).

Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Barang siapa yang kurang amalnya, maka tidaklah bisa mencapai kedudukan orang yang banyak beramal. Sudah seharusnya seseorang tidak bersandar pada kemuliaan nasab dan keutamaan nenek moyangnya, yang menyebabkan ia tidak banyak beramal.” (Syarah Shahih Muslim).


Imam Ali Zainal Abidin rahimahullah sangat mencintai sahabat-sahabat radhiallahu anhum. "Beliau kedatangan beberapa orang tamu dari Irak, lalu mereka mendiskreditkan dan menjelekkan Abu Bakar, Umar, dan Utsman.

Ketika mereka selesai bicara, beliau bertanya, ”Apakah kalian termasuk kaum muhajirin yang Allah firmankan dalam surah al-Hasyr, "Mereka yang diusir dari kampung halaman dan dipaksa meninggalkan harta benda mereka, hanya karena mereka ingin memperoleh karunia Allah dan keridhaan-Nya dan (demi) menolong (agama) Allah dan Rasul-Nya. Mereka itulah orang-orang yang benar. Apakah kalian termasuk mereka?"  Mereka menjawab, ”Bukan ....”

Apakah kalian termasuk kaum Anshar yang dinyatakan dalam Alquran surah al-Hasyr, ‘Mereka yang tinggal di Madinah dan telah beriman kepada Allah sebelum kedatangan kaum Muhajirin. Mereka itu mencintai dan bersikap kasih sayang kepada orang-orang yang datang berhijrah kepada mereka, dan hati mereka tidak iri terhadap apa yang diberikan kepada kaum Muhajirin. Bahkan, mereka lebih mengutamakan orang-orang yang hijrah daripada diri mereka sendiri, kendatipun mereka berada dalam kesusahan?

”Bukan ...!” jawab mereka. Lalu beliau berkata, "Kalian sudah mengakui bukan termasuk ke dalam salah satu dari kedua golongan tadi. Aku bersaksi kalian pasti bukanlah orang yang dimaksud dalam firman Allah, “Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman.” (Surah al-Hasyr:10). Maka keluarlah kalian dari rumahku, semoga Allah membalas keburukan kalian.” (Shifatu Ash Shafwah, juz 1 halaman 387).

Dzikir Harian Semoga Dapat Ketenangan Batin dan Kesejahteraan Lahir Batin



ZIKIR PAGI:
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
ALFATIHAH
SUBHANALLAH WABIHAMDIH                                              100X
SHALAWAT NABI                                                    100X
ISTIGFAR                                                                    100X
BISMILLAHILLADZI LAA YA DHURRU MA'ASMIHI SYAI'UN FIL ARDHI WA LAA FISSAMAI WAHUWASSAMI'UL 'ALIM                                      3X
A'UUDZUBIKALLIMAAAATILLAHITTAMMATI MIN SYARRI MAAKHOLAQ 3X
Q.S ATTAUBAH                                                            7X
AL IHLAS,AL FALAQ,AN NAS                                                    3X


ZIKIR SIANG
---------------------------------------------------------------------------------
SHALAT DHUHAA                        2-4 RAKAAT
DOA BADA DHUHA
YA RAHMAN, YA RAHIM                        33X
YA HAYYU, YA QUYYUM                        33X
YA FATTAH, YA WADDUD                33x
ya BAASITHU,YA RAZZAQ,YA WAHHAAB 33X
YA QAWIYYU, YA MATIIN                33X
SHALAWAT NABI                        33X
DOA UNTUK ORTU, KELUARGA
DOA MINTA AMPUN, DOA UNTUK ANAK ISTRI
DOA MINTA REJEKI, DERAJAT MULIA
DOA KESELAMATAN DARI ORANG ZOLIM & MUNAFIK
ALLAHUMMA ARINAL HAQQO HAQQO ..........
DOA SAPUJAGAD


ZIKIR SORE
----------------------------------------------------------
LAKUKAN SAMA DENGAN DZIKIR PAGI


ZIKIR MALAM BADA MAGRIB
------------------------------------------
SHALAWAT sebanyak2 nya
RATIB AL-HADDAD


ZIKIR TENGAH MALAM
---------------------------------
SHALAT TAHAJJUD
YA RAHMAN, YA RAHIM 33X
YA HAYYU, YA QUYYUM 33X
YA FATTAH, YA WADDUD 33x
ya BAASITHU,YA RAZZAQ,YA WAHHAAB 33X
YA QAWIYYU, YA MATIIN 33X
SHALAWAT sebanyak2 nya

DOA UNTUK IBU-BAPAK, SAUDARA
DOA MINTA AMPUNAN
DOA UNTUK ANAK - ISTRI
DOA MINTA REJEKI
DOA SEBANYAK-BANYAKNYA


JANGAN LUPA UNTUK BERSEDEKAH TIAP HARI
--------------------------------------------------------------------
SEDEKAH ILMU
SEDEKAH UANG / HARGA        







Zuhud



Sumber : KonsultanSyariah.Com
“Zuhud adalah meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat untuk kehidupan akhirat.” Dan “Wara’ adalah meninggalkan sesuatu yang dikhawatirkan membahayakan bagi kehidupan di akhirat.”
Kemudian Ibnul Qoyim menegaskan,
وهذه العبارة من أحسن ما قيل في الزهد والورع وأجمعها
Ungkapan ini adalah definisi terbaik dan paling mewakili untuk kata zuhud dan wara’. (Madarij as-Salikin, 2/10).
Berdasarkan pengertian di atas, zuhud lebih tinggi derajatnya dibandingkan wara’. Karena zuhud pasti wara’ dan tidak sebaliknya.

Zuhud dalam al-Quran

Sebagian ulama menyebutkan bahwa zuhud telah Allah jelaskan dalam al-Quran melalui ayat-Nya,
لِكَيْلَا تَأْسَوْا عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا آَتَاكُمْ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ
(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan bersedih terhadap apa yang tidak kamu dapatkan, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri. (QS. Al-Hadid: 23)
Memahami ayat di atas, Imam al-Junaid mengatakan,
فالزاهد لا يفرح من الدنيا بموجود ولا يأسف منها على مفقود
Orang yang zuhud tidak menjadi bangga karena memiliki dunia dan tidak menjadi sedih karena kehilangan dunia. (Madarij as-Salikin, 2/10).

Zuhud tidak Harus Miskin

Zuhud adalah amal hati, sehingga yang bisa menilai hanya Allah. Karena itu, kita tidak bisa menilai status seseorang itu zuhud ataukah tidak zuhud, hanya semata dengan melihat penampilan luar. Kekayaan dan harta yang dimiliki, bukan standar zuhud. Orang bisa menjadi zuhud, sekalipun Allah memberikan banyak kekayaan kepadanya.
Kita tidak memungkiri bahwa para Nabi yang Allah beri kerajaan, seperti Yusuf, Daud, atau Sulaiman, mereka adalah manusia-manusia yang sangat zuhud.
Allah berfirman tentang sifat Nabi Daud,
وَاذْكُرْ عَبْدَنَا دَاوُودَ ذَا الْأَيْدِ إِنَّهُ أَوَّابٌ
Ingatlah hamba-Ku Daud, pemilik kekuatan (dalam melakukan ketaatan). Sesungguhnya beliau awwab (orang yang suka kembali kepada Allah). (QS. Shad: 17)
Allah juga berfirman tentang Sulaiman,
وَوَهَبْنَا لِدَاوُودَ سُلَيْمَانَ نِعْمَ الْعَبْدُ إِنَّهُ أَوَّابٌ
Kami anugerahkan anak kepada Daud yang namanya Sulaiman. Sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia awwab (orang suka kembali kepada Allah). (QS. Shad: 30)
Kemudian, Allah berfirman tentang Ayub,
إِنَّا وَجَدْنَاهُ صَابِرًا نِعْمَ الْعَبْدُ إِنَّهُ أَوَّابٌ
“Kami dapati Ayub adalah orang yang sabar. Sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia orang yang awwab (suka kembali kepada Allah).” (QS. Shad: 44).
Anda bisa perhatikan, ketiga nabi mulia dengan ujian yang berbeda, Allah gelari mereka semua dengan kata ‘Awwab’. Daud dan Sulaiman ‘alaihimas salam diuji dengan kekayaan, sementara Ayyub diuji dengan kemiskinan.

Cara Agar bisa Zuhud

Hasan al-Bashri – ulama senior masa tabii’in – pernah ditanya,
ما سر زهدك فى الدنيا ؟
“Apa rahasia zuhud anda terhadap dunia?”
Jawab beliau,
علمت بأن رزقى لن يأخذه غيرى فاطمأن قلبى له , وعلمت بأن عملى لا يقوم به غيرى فاشتغلت به , وعلمت أن الله مطلع على فاستحييت أن أقابله على معصية , وعلمت أن الموت ينتظرنى فأعددت الزاد للقاء الله
  • Aku yakin bahwa rizkikku tidak akan diambil orang lain, sehingga hatiku tenang dalam mencarinya.
  • Saya yakin bahwa amalku tidak akan diwakilkan kepada orang lain, sehingga aku sendiri yang sibuk menjalankannya.
  • Aku yakin bahwa Allah selalu mengawasi diriku, hingga aku malu merespon pengawasannya dengan melakukan maksiat.
  • Aku yakin bahwa kematian menantiku. Sehingga aku siapkan bekal untuk ketemu Allah…
Semoga Allah membimbing kita untuk mengambil bagian dari sifat zuhud itu.
Allahu a’lam.

Keutamaan Hari Jumat



1. Hari paling utama di dunia


Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
خَيْرُ يَوْمٍ طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ يَوْمُ الْجُمُعَةِ، فِيْهِ خُلِقَ آدَمُ، وَفِيْهِ أُدْخِلَ الْجَنَّةَ، وَفِيْهِ أُخْرِجَ مِنْهَا، وَلاَ تَقَوْمُ السَّاعَةُ إِلاَّ فِي يَوْمِ الْجُمُعَة .
“Sebaik-baik hari yang matahari terbit padanya adalah hari Jum’at; pada hari ini Adam q diciptakan, pada hari ini (Adam Alaihissalam) dimasukkan ke dalam surga, dan pada hari ini pula ia dikeluarkan dari surga. Dan tidaklah kiamat akan terjadi kecuali pada hari ini.
[HR Muslim, no. 854]
Dalam riwayat Aus bin Aus Radhiyallahu ‘anhu dengan lafal:
إِنَّ مِنْ أَفْضَلِ أَيَّامِكُمْ يَوْمُ الْجُمُعَةِ، فِيْهِ خُلِقَ آدَمُ، وَفِيْهِ قُبِضَ، وَفِيْهِ النَّفْخَةُ، وَفِيْهِ الصَّعِقَةُ …….
“Sesungguhnya seutama-utama hari kalian adalah hari Jum’at ; pada hari ini Adam Alaihissalam diciptakan, pada hari ini pula ia dimatikan, pada hari ini ditiupkan sangkakala (tanda kiamat), dan pada hari ini pula hari kebangkitan”
[HR Abu Dawud, no. 1047; An Nasa’I, no. 1374 dan Ibnu Majah, no. 1085]

2. Shalat paling utama disisi Allah adalah shalat shubuh di hari jum’at dengan berjama’ah
إن أفضل الصلاة عند الله صلاة الصبح يوم الجمعة في جماعة.
“Sesungguhnya seafdhal-afdhal shalat disisi Allah, adalah shalat shubuh di hari jum’at dengan berjama’ah”
(HR Abu Nu’aym, dishahihkan al Albani rahimahullah dalam Silsilatul Ahaadits Shahiihah, no.1566 (4/91) dan Shahiih Jaami’ ash-Shaghir no.1999.)
3. Waktu yang mustajab untuk berdo’a ada pada hari jum’at
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebut hari jum’at lalu beliau Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ فِي الْجُمُعَةِ لَسَاعَةً لاَ يُوَافِقُهَا مُسْلِمٌ قَائِمٌ يُصَلِّيْ يَسْأَلُ اللهَ خَيْراً إِلاَّ أَعْطَاهُ إِيَّاهُ، قَالَ: وَهِيَ سَاعَةٌ خَفِيْفَةٌ.
Di hari jum’at itu terdapat satu waktu yang jika seseorang muslim melakukan shalat di dalamnya dan memohon sesuatu kepada Allah Ta’ala, niscaya permintaannya akan dikabulkan.”
Lalu beliau memberi isyarat dengan tangannya yang menunjukkan sedikitnya waktu itu.
(HR. Bukhari Muslim)
Namun mengenai penentuan waktu, para ulama berselisih pendapat. Diantara pendapat-pendapat tersebut ada 2 pendapat yang paling kuat:
a. Waktu itu dimulai dari duduknya imam sampai pelaksanaan shalat jum’at
Dari Abu Burdah bin Abi Musa Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu bahwa ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma berkata padanya,
Apakah engkau telah mendengar ayahmu meriwayatkan hadits dari Rasulullah sehubungan dengan waktu ijaabah pada hari jum’at?
Lalu Abu Burdah mengatakan,
“Aku mendengar Rasulullah bersabda,
Yaitu waktu antara duduknya imam sampai shalat dilaksanakan.’”
(HR. Muslim)
Imam Nawawi rahimahullah menguatkan pendapat di atas. Sedangkan Imam As-Suyuthi rahimahullah menentukan waktu yang dimaksud adalah ketika shalat didirikan.
b. Batas akhir dari waktu tersebut hingga setelah ‘ashar
Dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَوْمُ الْجُمُعَةِ اثْنَتَا عَشْرَةَ سَاعَةً لاَ يُوْجَدُ فِيْهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللهَ شَيْئاً إِلاَّ آتَاهُ إِيَّاهُ، فَالْتَمِسُوْهَا آخِرَ سَاعَةٍ بَعْدَ الْعَصْرِ.
Hari jum’at itu dua belas jam. Tidak ada seorang muslimpun yang memohon sesuatu kepada Allah dalam waktu tersebut melainkan akan dikabulkan oleh Allah. Maka peganglah erat-erat (ingatlah bahwa) akhir dari waktu tersebut jatuh setelah ‘ashar.
(HR. Abu Dawud)
Dan yang menguatkan pendapat kedua ini adalah Imam Ibnul Qayyim rahimahullah, beliau mengatakn bahwa,
Ini adalah pendapat yang dipegang oleh kebanyakan generasi salaf dan banyak sekali hadits-hadits mengenainya.”
4. Dosa-dosanya diampuni antara jum’at tersebut dengan jum’at sebelumnya
Dari Salman Al-Farisi radhiyallahu ‘anhu mengatakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
:


“Tidaklah seseorang mandi pada hari jum’at dan bersuci semampunya, berminyak dengan minyak, atau mengoleskan minyak wangi dari rumahnya, kemudian keluar (menuju masjid), dan dia tidak memisahkan dua orang (yang sedang duduk berdampingan), kemudian dia mendirikan shalat yang sesuai dengan tuntunannya, lalu diam mendengarkan (dengan seksama) ketika imam berkhutbah melainkan akan diampuni (dosa-dosanya yang terjadi) antara jum’at tersebut dan jum’at berikutnya.”
(HR. Bukhari)
Adab hari jum’at sesuai sunnah Råsulullåh (ﷺ)
Berikut ini beberapa adab yang harus diperhatikan bagi setiap muslim yang ingin menghidupkan syariat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada hari Jumat.
1. Memperbanyak Sholawat Nabi
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya,
Sesungguhnya hari yang paling utama bagi kalian adalah hari Jumat, maka perbanyaklah sholawat kepadaku di dalamnya, karena sholawat kalian akan ditunjukkan kepadaku
Para sahabat berkata:
Bagaimana ditunjukkan kepadamu sedangkan engkau telah menjadi tanah?
Nabi bersabda:
Sesungguhnya Allah mengharamkan bumi untuk memakan jasad para Nabi.”
(Shohih. HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, An-Nasa’i)

2. Mandi Jumat
Mandi jum’at adalah termasuk sesuatu yang disyari’atkan, dan memiliki keutamaan yang besar.
Dari Abu Dzarr, dari Nabi shallallaahu ‘alayhi wa sallam bersabda,
مَنِ اغْتَسَلَ يَوْمَ اْلجُمُعَةِ فَأَحْسَنَ غُسْلَهُ وَ تَطَهَّرَ فَأَحْسَنَ طَهُوْرَهُ وَ لَبِسَ مِنْ أَحْسَنِ ثِيَابِهِ وَ مَسَّ مَا كَتَبَ اللهُ لَهُ مِنْ طِيْبِ أَهْلِهِ ثُمَّ أَتَى اْلجُمُعَةَ وَ لَمْ يَلْغُ وَ لَمْ يُفَرِّقْ بَيْنَ اثْنَيْنِ غُفِرَ لَهُ مِنْ بَيْنِهِ وَ بَيْنَ اْلجُمُعَةِ اْلأُخْرَى
“Barangsiapa MANDI pada hari jum’at lalu ia membaguskan mandinya, bersuci lalu ia membaguskan bersucinya, memakai dari pakaian yang terbagusnya, menggunakan wewangian keluarganya yang telah ditetapkan oleh Allah untuknya. Kemudian ia mendatangi jum’at, tidak berbicara dan tidak pula memisahkan antara dua orang (yang sedang duduk) maka diampuni baginya (dosa-dosanya) antaranya dan antara jum’at berikutnya”.
[Hadits Hasan, diriwayatkan Ibnu Majah, dihasankan Syaikh al Albaaniy].

3. Menggunakan Pakaian Terbagus dan Minyak Wangi
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya,
مَنْ اغْتَسَلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَاسْتَاكَ وَمَسّ مِنْ طِيبٍ إِنْ كَانَ عِنْدَهُ وَلَبِسَ مِنْ أَحْسَنِ ثِيَابِهِ ثُمَّ خَرَجَ حَتَّى يَأْتِيَ الْمَسْجِدَ فَلَمْ يَتَخَطَّ رِقَابَ النَّاسِ ثُمَّ رَكَعَ مَا شَاءَ أَنْ يَرْكَعَ ثُمَّ أَنْصَتَ إِذَا خَرَجَ الْإِمَامُ فَلَمْ يَتَكَلَّمْ حَتَّى يَفْرُغَ مِنْ صَلَاتِهِ كَانَتْ كَفَّارَةً لِمَا بَيْنَهَا وَبَيْنَ الْجُمُعَةِ الَّتِي قَبْلَهَا
“Barangsiapa mandi pada hari Jum’at, memakai pakaiannya yang terbagus dan memakai wewangian jika punya, kemudian mendatangi (shalat) Jum’at tanpa melangkahi orang-orang (yang sedang duduk), kemudian shalat (sunnah mutlak) sekuat kemampuan (yang Allah berikan padanya), kemudian diam seksama apabila imamnya datang (untuk berkhuthbah) sampai selesai shalatnya, maka itu menjadi penghapus dosa-dosa antara hari Jum’at tersebut dengan Jum’at yang sebelumnya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Kemudian Abu Hurrayrah berkata:
“Dan itu masih ditambah dengan tiga hari, sesungguhnya Allah membalas satu kebaikan dengan sepuluh kebaikan yang semisal.”
4. Bersiwak
Al-Imam Al-Bukhari dalam Shahihnya membuat Bab khusus tentangditekankannya bersiwak pada hari Jum’at yaitu dalam dalam Kitabul Jumu’ati Bab Ath-Thibbi Lil Jumu’ati, no. 880 dan Bab As-Siwaki Yaumul Jumu’ati, no.hadits 887, 888, dan 889.
5. Berjalan kaki ke masjid, kecuali jika ada hajat
Dari Aus bin Aus, bahwasannya Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda :
من اغتسل يوم الجمعة وغسَّل، وغدا وابتكر، ومشى ثم لم يركب، ودنا من الإمام، وأنصت ولم يلغ : كان له بكل خطوة عمل سنة صيامها وقيامها
“Barangsiapa yang mandi dan keramas pada hari Jum’at, bersegera pergi (menuju masjid) dengan berjalan kaki tanpa berkendaraan, mendekat kepada imam, diam dan tidak berkata-kata sia-sia : maka baginya pada setiap langkahnya itu pahala amal setahun, (yaitu) puasa dan shalat malamnya”.
[Shahih; diriwayatkan oleh At-Tirmidzi no. 496, An-Nasa’iy (3/95), Abu Dawud no. 345, dan Ibnu Majah no. 1087; terdapat dalam shahiihul jaami' no. 6405]
*untuk pertimbangan pengamalan hadits ini, semoga artikel berikut bermanfaat: “Panduan dalam memilih masjid
Dari ‘Ubaayah bin Rifaa’ah, ia berkata : “Abu ‘Absin pernah mendapatiku ketika aku hendak pergi menuju shalat Jum’at. Maka ia berkata : “Aku pernah mendengar Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam :
مَنْ اغْبَرَّتْ قَدَمَاهُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ حَرَّمَهُ اللَّهُ عَلَى النَّارِ
‘Barangsiapa yang kakinya berdebu di jalan Allah, niscaya Allah akan haramkan baginya api neraka”
[Shahih; diriwayatkan oleh Al-Bukhari no. 907]

7. Shalat sunnah tahiyatul masjid
Råsulullah shållallåhu ‘alayhi wa sallam bersabda, yang artinya
إِذَا دَخَلَ أَحَدُكُمُ الْمَسْجِدَ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ أَنْ يَجْلِسَ
Jika seorang dari kalian masuk masjid, maka shalatlah dua raka’at sebelum ia duduk.
(Bukhåriy-Muslim)
Råsulullah shållallåhu ‘alayhi wa sallam bersabda, yang artinya
إِذَا جَاءَ أَحَدُكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَاْلإِمَامُ يَخْطُبُ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ وَلْيَتَجَوَّزْ فِيْهِمَا.
Jika seorang dari kalian datang (untuk) pada hari Jum’at sementara imam sedang berkhuthbah, maka shalatlah dua raka’at, dan ringankanlah shalatnya tersebut.
(Bukhåriy-Muslim)

8. Tidak ada qabliyah jum’at
Syaikh Wahid bin ‘Abdis Salam Baali. berkata:
“Di antara kaum muslimin ada yang setelah mendengar adzan pertama, langsung berdiri dan mengerjakan shalat dua rakaat sebagai shalat sunnah Qabliyah Jum’at.
Dalam hal ini perlu saya katakan, saudaraku yang mulia, shalat Jum’at itu tidak memiliki shalat sunnah Qabliyah, tetapi yang ada adalah shalat Ba’diyah Jum’at.”
(kemudian beliau mengutip perkataaan Syaikh al-Albaniy):
Al-Albani rahimahullah mengatakan:
“Semua hadits yang diriwayatkan berkenaan dengan shalat sunnah Qabliyah Jum’at Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah tidak ada yang shahih sama sekali, yang sebagian lebih dha’if dari sebagian yang lain” [Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah (no. 232)]
[Disalin ALMANHAJ dari kitab kitab al-Kali-maatun Naafi’ah fil Akhthaa' asy-Syaai’ah, Bab “75 Khatha-an fii Shalaatil Jumu’ah.” Edisi Indonesia 75 Kesalahan Seputar Hari dan Shalat Jum’at; Karya Wahid bin ‘Abdis Salam Baali. Penerbit Pustaka Ibnu Katsir]

9. Diam ketika mendengarkan khutbah (tidak berbicara dan tidak berbuat sia-sia)
Råsulullah shållallåhu ‘alayhi wa sallam bersabda, yang artinya
إِذَا قُلْتَ لِصَاحِبِكَ وَالْإِمَامُ يَخْطُبُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَنْصِتْ فَقَدْ لَغَوْتَ
Jika kamu berkata kepada temanmu “diam” ketika imam berkhutbah, maka kamu telah berbuat sia-sia (yakni rusak pahala Jum’atnya).”
(HR. Bukhåriy-Muslim)
Dari Jabir bin ‘Abdullah, Dia berkata,
‘Abdullah bin Mas’ud pernah memasuki masjid ketika Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tengah berkhutbah. Lalu ia duduk di samping Ubay bin Ka’ab. Kemudian dia bertanya kepada Ubay tentang sesuatu atau mengajaknya berbicara tentang sesuatu, tetapi Ubay tidak menjawabnya. Ibnu Mas’ud mengira Ubay marah.
Setelah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam selesai menunaikan shalatnya, Ibnu Mas’ud berkata,
Wahai Ubay, apa yang menghalangimu untuk memberi jawaban kepadaku?
Dia menjawab, “Sesungguhnya engkau tidak menghadiri shalat Jum’at bersama kami.”
Memangnya kenapa?”, tanya Ibnu Mas’ud.
Ubay menjawab, “Engkau telah berbicara sementara Nabi tengah berkhutbah.”
Maka Ibnu Mas’ud berdiri dan masuk menemui Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam seraya menceritakan hal tersebut kepada beliau, maka beliau pun bersabda, “Ubay benar, Ubay benar, taatilah Ubay.”
(Hasan, HR. Abu Ya’la)
Råsulullah shållallåhu ‘alayhi wa sallam bersabda,
وَمَنْ مَسَّ الْحَصَى فَقَدْ لَغَا
Barangsiapa yang memegang batu kerikil berarti dia telah lengah (berbuat sia-sia)
(HR. Muslim)
Perbuatan sia-sia disini bermakna umum, tidak hanya khusus bermain-main dengan kerikil saja. Syaikh Wahid bin ‘Abdis Salam Baali bahkan mengatakan bahwa banyak kaum muslimin perbuatan sia-sia pada saat khutbah, seperti bersiwak dan bersalaman dengan orang disebelahnya (baca: almanhaj.or.id)
10.  Sholat Sunnah Setelah Sholat Jumat
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari – rahimahullah – (no. 1165) dan Muslim – rahimahullah (no. 729) dari hadits Ibnu ’Umar radliyallaahu ‘anhuma, ia berkata :
“Aku pernah melaksanakan shalat bersama Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam dua raka’at sebelum shalat Dhuhur, dua raka’at setelah shalat Dhuhur, dua raka’at setelah shalat Jum’at, dua raka’at setelah shalat Maghrib, dan dua raka’at setelah shalat ‘Isya’”.
Diriwayatkan oleh Muslim (no. 882)
ari hadits Abu Hurairah radliyallaahu ‘anhu, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam :
إذا صلى أحدكم الْجُمعة؛ فليصل بعدها أربعًا
Apabila kalian telah selesai mengerjakan sholat Jumat, maka sholatlah empat rakaat.”
Amr menambahkan dalam riwayatnya dari jalan Ibnu Idris, bahwa Suhail berkata,
Apabila engkau tergesa-gesa karena sesuatu, maka sholatlah dua rakaat di masjid dan dua rakaat apabila engkau pulang.”
(HR. Muslim, Tirmidzi)
Diriwayatkan oleh Muslim (no. 882) dari hadits ‘Abdullah bin ‘Umar radliyallaahu ‘anhumaa :
“Bahwasannya Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam tidaklah melaksanakan shalat (sunnah) setelah shalat Jum’at hingga ia beranjak dari tempatnya. Maka beliau melaksanakan shalat (sunnah) dua raka’at di rumahnya”.
(HR. Muslim)