“Keadaan paling dekat seorang hamba dari rabbnya adalah ketika dia dalam keadaan sujud, maka perbanyak doa (di dalamnya).” (HR. Muslim)

Sodara


Penulis : Ust. Yusuf Mansyur
Kita punya sodara, kelakuannya jelek. Kita doain dia mati? Atau kita doain dia bener?
Kita punya ayah, ibu, anak, istri, atau ibu-ibu punya suami, kelakuannya jelek. Sifatnya jelek. Kita doain apa beliau-beliau itu?
Jadi, yang namanya doain itu jangan ampe ga sudi. “Saya sebel sama si Fulan. Ngapain saya doain dia?” Jangan. Tetep doain. Gimana doanya? Doain misalnya, agar si Fulan tersebut ga ngeselin lagi. Ga nyebelin lagi. Kalo masih ngeselin dan nyebelin? Ya doain terus. Ga ada ruginya.
Kalo Ustadz Yusuf yang ngeselin? Yang nyebelin? Hehehehe. Apa doanya kawan-kawan?
Nah, begitu juga dengan institusi apapun dan siapapun di negeri ini. Jika dirasa ada yang ga berkenan, kurang berkenan, maka doamu bisa mengubahnya. Jangan gegara kita ga suka, lalu kita ga mau mendoakan. Ntar kalo tambah ngeselin? Tambah nyebelin? Tambah kesel dan sebel sendiri.
Dan jika ga berubah-berubah, liat-liat siapa tau “dia atau mereka” emang dihadirkan sebagai azab buat kita dari Allah. Kudu taubat kitanya.
Kalo sebagai azab, ntar akan terus dihadirkan yang lain-lain lagi dalam keadaan berlipat-berlipat ngeselin dan nyebelinnya. Bahkan nih… bahkan… jika kita nya justru yang ga tobat-tobat… maka… Gimana menurut sodara-sodara?

Duh Perokok, Tabiatmu!!

tabiat rokok

Duh Perokok, Tabiatmu!!

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,
Sebelum membicarakan rokok, ada satu hadis yang menarik untuk kita bahas di bagian muka artikel ini,
Dari Abu Razin Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,
مَثَلُ الْمُؤْمِنِ مَثَلُ النَّحْلَةِ ، لا تَأْكُلُ إِلا طَيِّبًا وَلا تَضَعُ إِلا طَيِّبًا
Orang yang beriman itu seperti lebah, dia tidak makan kecuali yang baik, dan tidak mengeluarkan sesuatu kecuali yang baik. (HR. Ibnu Hibban 247, dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
Hadis ini sangat jelas, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memisalkan antara orang yang beriman dengan lebah. Beliau menyebutkan dua hal yang sama antara lebah dengan seorang mukmin,
  • Yang masuk ke tubuhnya semuanya baik
  • Yang keluar dari tubuhnya juga semuanya baik
Lebah minum madu, yang keluar juga madu. Karena itu lebah tidak hinggap di sembarang tempat. Dia hanya memilih tempat yang baik untuk dia singgahi.
Seperti itu pula seharusnya yang dilakukan orang yang beriman. Dia hanya mengkonsumsi yang baik. Nutrisi yang halal dan tidak membahayakan. Layak untuk dikonsumsi tua, muda, anak-anak, bahkan bayi sekalipun. Bahkan aman dikonsumsi waita hamil. Itulah sesuatu yang baik, tidak membahayakan bagi semuanya.
Anda bisa simak ROKOK
  1. Mengandung 200 zat beracun yang dinyatakan membahayakan kesehatan
  2. Mengandung 4000 zat kimia yang menjijikkan untuk dikonsumsi
  3. Merokok membunuhmu
  4. Penjual rokok rata-rata munafik: mengingatkan bahaya rokok tapi tetap menjualnya
  5. Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi dan gangguan kehamilan dan janin
  6. Wanita dan anak-anak dilarang keras merokok
  7. Mencemari udara
  8. Mendzalimi orang yang berada di sekitarnya
  9. Memaksa orang lain untuk menghirup isi perutnya
  10. Mengganggu orang lain ketika ngobrol dan shalat, mulutnya bau
  11. Ketika merokok mengganggu, setelah merokokpun mengganggu
Singkat kata, rokok adalah benda menjijikkan yang menjadi thaghut masa kini.
Akankah tabiat mukmin yang baik mengkonsumsinya?.
Jika anda melihat orang kafir merokok, itu wajar. Karena mereka kafir.
Jika anda melihat orang mukmin merokok, anda layak terheran. Karena bukan tabiat mukmin memasukkan benda kotor ke dalam dirinya.
Kami tidak tahu, dengan alasan apa lagi perokok harus membela rokok.
Jika memang rokok itu baik, layak dibela, karena bisa menyegarkan pikiran, berikan rokok itu pada bayi, anak-anak, agar mereka makin cerdas. Berikan kepada wanita hamil yang sedang stres, agar bisa tenang.
Jika nasehat semua ulama yang mengharamkan rokok, tidak didengar….
Jika peringatan semua dokter akan bahaya rokok, tidak digubris….
Berarti mereka mengikuti arahan dan bimbingan setan…
SUMBER : KONSULTANSYARIAH.COM

Hikmah Membaca Surah Alkahfi

Salah satu doa orang beriman yang diabadikan di dalam Al-Qur’an ialah:
رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
“Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (QS At-Tahrim ayat 8)
Doa ini dipanjatkan kepada Allah ta’aala oleh orang-orang beriman pada saat mereka melintasi jembatan di atas neraka. Suatu jembatan yang digambarkan oleh Nabi shollallahu ’alaih wa sallam sebagai ”lebih halus dari sehelai rambut dan lebih tajam dari sebilah pedang.” Setiap orang yang pernah mengucapkan kalimat tauhid akan melintasi jembatan yang membentang di atas neraka.

وَإِنْ مِنْكُمْ إِلَّا وَارِدُهَا كَانَ عَلَى رَبِّكَ حَتْمًا مَقْضِيًّا
”Dan tidak ada seorangpun daripadamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan.” (QS Maryam ayat 71)
Ketika menyeberangi jembatan tersebut keadaan sangat mencekam dan gelap. Sehingga Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menyatakan bahwa orang akan menyeberangi jembatan itu sesuai cahaya yang ia miliki. Cahaya tersebut berbanding lurus dengan tingkat keimanan dan amal kebaikan yang telah diinvestasikan seseorang sewaktu hidupnya di dunia. Orang yang beriman akan sanggup menyeberanginya hingga selamat sampai ke ujung. Sedangkan orang munafiq akan mengalami gangguan dalam menyeberanginya sehingga mereka bakal jatuh terjungkal ke dalam panasnya api neraka di bawah jembatan tersebut.
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى يَدْعُو النَّاسَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِأَسْمَائِهِمْ سِتْرًا مِنْهُ عَلَى عِبَادِهِ، وَأَمَّا عِنْدَ الصِّرَاطِ، فَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يُعْطِي كُلَّ مُؤْمِنٍ نُورًا، وَكُلَّ مُؤْمِنَةٍ نُورًا، وَكُلَّ مُنَافِقٍ نُورًا، فَإِذَا اسْتَوَوْا عَلَى الصِّرَاطِ سَلَبَ اللَّهُ نُورَ الْمُنَافِقِينَ وَالْمُنَافِقَاتِ، فَقَالَ الْمُنَافِقُونَ: “انْظُرُونَا نَقْتَبِسْ مِنْ نُورِكُمْ”[الحديد آية 13] وَقَالَ الْمُؤْمِنُونَ: “رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنا”[التحريم آية 8] فَلا يَذْكُرُ عِنْدَ ذَلِكَ أَحَدٌ أَحَدًا.
“Allah ta’aala akan memanggil umat manusia di akhirat nanti dengan nama-nama mereka, ada tirai penghalang dari-Nya atas hamba-hambaNya. Adapun di atas jembatan Allah ta’aala memberikan cahaya kepada setiap orang beriman dan orang munafiq. Bila mereka telah berada di tengah jembatan, Allah ta’aala-pun segera merampas cahaya orang-orang munafiq. Mereka menyeru kepada orang-orang beriman: ”Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebagian dari cahaya kamu.”(QS AtTahrim ayat 8) Dan berdoalah orang-orang beriman: ”Ya Rabb kami, sempurnakanlah untuk kami cahaya kami.” (AlHadid ayat 13) Ketika itulah setiap orang tidak akan ingat orang lain.” (HR Thabrani 11079)
Saudaraku, sungguh ini merupakan peristiwa yang sangat menakutkan. Sebab tidak seorangpun yang tahu apakah dirinya akan sanggup selamat hingga ke ujung jembatan pada saat itu. Maka marilah kita pelihara dan selalu tingkatkan ketaqwaan kita. Sebab Allah ta’aala menjamin bahwa orang-orang bertaqwa pasti akan diselamatkan dari api neraka. Hanya mereka yang zalim-lah yang akan dibiarkan terjungkal dari jembatan dan merasakan siksa neraka.

ثُمَّ نُنَجِّي الَّذِينَ اتَّقَوْا وَنَذَرُ الظَّالِمِينَ فِيهَا جِثِيًّا
”Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut.” (QS Maryam ayat 72)
Bahkan Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam menegaskan dalam sebuah hadits bahwa orang bertaqwa tidak akan merasakan panasnya neraka karena Allah ta’aala akan jadikan api neraka laksana api yang menyentuh Nabi Ibrahim’alihis-salaam, yakni terasa dingin dan selamat bagi muttaqin.
لَا يَبْقَى بَرٌّ وَلَا فَاجِرٌ إِلَّا دَخَلَهَا فَتَكُونُ عَلَى الْمُؤْمِنِ بَرْدًا وَسَلَامًا
كَمَا كَانَتْ عَلَى إِبْرَاهِيمَ حَتَّى إِنَّ لِلنَّارِ أَوْ قَالَ لِجَهَنَّمَ ضَجِيجًا
مِنْ بَرْدِهِمْ ثُمَّ يُنَجِّي اللَّهُ الَّذِينَ اتَّقَوْا وَيَذَرُ الظَّالِمِينَ فِيهَا جِثِيًّا

“Tidak ada orang sholeh dan orang jahat yang tersisa melainkan dia masuk ke neraka. Neraka itu dingin dan menyelamatkan bagi orang beriman, seperti halnya yang dialami Ibrahim sehingga neraka itu gaduh lantaran dinginnya mereka. Kemudian Allah ta’aala menyelamatkan orang-orang yang bertaqwa dan membiarkan orang-orang zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut.” (HR Ahmad 13995)
Dan dalam hadits lainnya Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam memberikan kabar gembira bahwa orang-orang beriman yang sholeh akan dikeluarkan dari neraka karena amal baiknya.
{ وَإِنْ مِنْكُمْ إِلَّا وَارِدُهَا } قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَرِدُ النَّاسُ النَّارَ كُلُّهُمْ ثُمَّ يَصْدُرُونَ عَنْهَا بِأَعْمَالِهِمْ

“Dan tidak ada seorangpun darimu, melainkan mendatangi sekitar neraka itu.” Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: ”Seluruh manusia datang ke sekitar neraka, kemudian mereka keluar dari sana dengan amal baiknya.” (HR Ahmad 3927)
Maka, saudaraku, marilah kita persiapkan bekal cahaya sebanyaknya guna menerangi lintasan kita di atas jembatan tersebut kelak. Dan salah satu bentuk upayanya ialah dengan secara disiplin setiap hari Jum’at membaca surah Al-Kahfi.

أن النبي صلى الله عليه وسلم قال :
« إن من قرأ سورة الكهف يوم الجمعة أضاء له من النور ما بين الجمعتين »

“Sesungguhnya barangsiapa membaca surah Al-Kahfi pada hari Jum’at, niscaya ia akan diterangi oleh cahaya antara dua Jum’at.” (HR Hakim 3349)
Bila setiap hari Jum’at kita disiplin membaca surah Al-Kahfi, maka insyaAllah hidup kita sepanjang umur akan senantiasa deterangi cahaya untuk bekal keselamatan di akhirat, khususnya ketika melintasi jembatan di atas neraka. Amin.-

SUMBER : ERAMUSLIM

5 Keutamaan BerShalawat kepada Rasul SAW

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu refleksi dari kecintaan seseorang kepada Baginda Nabi Muhammad SAW adalah membaca shalawat untuknya. Hal ini dipertegas dalam Alquran surah al-Ahzab [33] ayat 56.

"Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya."

Bershalawat artinya, jika datang dari Allah berarti pemberian rahmat, dari malaikat berarti memintakan ampunan, dan jika dari orang-orang mukmin berarti berdoa supaya diberi rahmat.

Membaca shalawat, selain sebagai perintah secara langsung dari Allah SWT—yang Dia dan para malaikat mencontohkannya—juga memiliki banyak keutamaan yang akan didapat oleh orang-orang yang mengamalkannya.

Pertama, dikabulkan doanya. Rasulullah SAW bersabda, "Apabila salah seorang di antara kamu membaca shalawat, hendaklah dimulai dengan mengagungkan Allah Azza wa Jalla dan memuji-Nya. Setelah itu, bacalah shalawat kepada Nabi. Dan setelah itu, barulah berdoa dengan doa yang dikehendaki." (HR Ahmad, Abu Dawud, dan Tirmidzi).

Dalam hadis yang lain, "Setiap doa akan terhalang (untuk dikabulkan) hingga dibacakan shalawat kepada Muhammad dan keluarganya." (HR Thabrani).

Kedua, dijanjikan pahala berlipat. Rasuullah SAW bersabda, "Barang siapa yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah akan bershalawat untuknya sepuluh kali." (HR Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, dan Nasa’i).

Ketiga, diangkat derajatnya. Pada suatu pagi Rasulullah tampak bahagia seperti terlihat dari kecerahan wajahnya. Para sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, pagi ini Engkau tampak bahagia seperti terlihat dari kecerahan wajahmu." Beliau bersabda, "Memang benar. Semalam aku ditemui oleh seorang utusan Tuhanku Yang Mahaagung. Dia berkata, 'Barang siapa di antara umatmu yang bershalawat kepadamu sekali, maka Allah menuliskan baginya sepuluh kebaikan, menghapuskan dari dirinya sepuluh keburukan, meninggikannya sebanyak sepuluh derajat, dan mengembalikan kepadanya sepuluh derajat pula'." (HR Ahmad).

Keempat, dikumpulkan di surga bersama Nabi. Rasulullah SAW bersabda, "Manusia yang paling berhak bersamaku pada hari kiamat ialah yang paling banyak membaca shalawat kepadaku." (HR Tirmidzi).

Kelima, mendapatkan syafaat Nabi. Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya orang yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah akan bershalawat untuknya sepuluh kali. Lalu, mintalah kepada Allah wasilah untukku karena wasilah adalah sebuat tempat di surga yang tidak akan dikaruniakan, melainkan kepada salah satu hamba Allah. Dan, aku berharap bahwa akulah hamba tersebut. Barang siapa memohon untukku wasilah, maka ia akan meraih syafaat." (HR Muslim).

Semoga Allah meringankan lisan kita untuk selalu membaca shalawat kepada Nabi SAW dan meraih keutamaannya. Amin!