“Keadaan paling dekat seorang hamba dari rabbnya adalah ketika dia dalam keadaan sujud, maka perbanyak doa (di dalamnya).” (HR. Muslim)

Doa Pengaduanku pada Mu



Ya Allah...
Kuatkan hamba atas segala ujian hidup yang sedang dan akan hamba jalani
Kuatkan hamba dengan keimanan dan ketaqwaan
Jangan jauhkan hamba dari ridho dan hidayah Mu
Wahai Rabb yang Maha Pengasih dan Penyayang
Limpahkanlah semua barokah Mu kepada Hamba yang fakir ini

Ya Allah...
Sungguh tak ada yang mampu merubah apapun
Tak ada seorangpun yang berdaya
Kecuali Engkau
Ya Hayyu ya Qoyyum

Ya Allah...
Penguasa bumi, langit dan apa saja yang berada di antaranya
Lapangkanlah kesabaran serta ketabahanku
Lapangkan rizki Mu pada ku
Angkatlah derajatku
Wahai Tuhan yang Maha Besar lagi maha Mulia

Aku tak mungkin mampu menapaki garis takdirku
Tanpa arahan dari Mu
Tanpa Petunjuk Mu
Ya Allah berilah hamba jalan yang lurus
Jalan kebenaran yang Engkau ridhoi
Dan menangkanlah aku di akhir perjalananku

Ya Allah...
Penguasa alam raya
Yang Merajai segalanya
Tundukkanlah kejahatan untukku
Tundukkan kemunafikkan di hadapanku
Tuntukkan pula kezoliman di depanku

Ya Allah...
Rabb Maha Adil
Rabb yang Maha Berkehendak
Kun Fayakun...
Hamba memohon keadilan Mu ya Tuhanku
Tegakkan keadilan atas pelaku kezoliman terhadap hamba
Beri mereka pengajaran agar mengerti arti persaudaraan

Ya Allah....
Rabb yang Maha Kaya
Berilah hamba kesejahteraan lahir batin
Kebahagiaan dunia wal akhirat
Lindungi anak dan isti hamba
Lindungi keluarga dan sahabat hamba

Ya Allah... Ya Rahman... Ya Rahim
Ya Hayyu... Ya Qoyyum... Ya Lathif...
Ya Adzim... Ya Khobir... Ya Adlu
Subhanallah wal hamdulilliah wa Laa illaha illallah wallahu akbar
wa Laa khoula wa la Quwwata Illa billahir 'aliyyil adzim


Brebes 18 Nov 2014 
dalam kondisi sakit ku tuliskan surat pengaduain ini kepada Tuhan ku


Kisah Rasul SAW Saat Menjelang Ajal



Betapa mulia dan indahnya akhlak baginda Ya Rasulullah SAW Mengingatkan kita sewaktu sakratul maut.

'Pagi itu, Rasulullah dengan suara terbata memberikan petuah,

"Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya. Kuwariskan dua hal pada kalian, sunnah dan Al Qur'an. Barang siapa mencintai sunnahku, berati mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan bersama-sama masuk surga bersama aku".

Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah yang teduh menatap sahabatnya satu persatu.

Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Umar dadanya naik turun menahan napas dan tangisnya. Ustman menghela napas panjang dan Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam. Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba.

"Rasulullah akan meninggalkan kita semua," desah hati semua sahabat kala itu.

Manusia tercinta itu, hampir usai menunaikan tugasnya di dunia. Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan sigap menangkap Rasulullah yang limbung saat turun dari mimbar.

Saat itu, seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan detik-detik berlalu, kalau bisa.

Matahari kian tinggi, tapi pintu Rasulullah masih tertutup. Sedang di dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya.

Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam.

"Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk,

"Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.

Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?".

"Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,"tutur Fatimah lembut.

Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang.

"Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut," kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakan tangisnya.

Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut bersama menyertainya. Kemudian dipanggillah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini. " Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?" Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah.

"Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti rohmu. Semua surga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata Jibril.

Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.

"Engkau tidak senang mendengar khabar ini?" Tanya Jibril lagi.

"Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?"



"Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril.

Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang.

"Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini." Perlahan Rasulullah mengaduh.

Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka. 

"Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu. 

"Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril.

Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak tertahankan lagi.

"Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku."

Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi.

Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali mendekatkan telinganya.

"Uushiikum bis-shalaati, wamaa malakat aimaanukum - peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu."

Di luar, pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan.

Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. 


"Ummatii, ummatii, ummatiii!" -

"Umatku, umatku, umatku"

Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu.

Kini, mampukah kita mencintai sepertinya? 

Allaahumma sholli 'alaa Muhammad wa'alaihi wasahbihi wasallim.

Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.

Usah gelisah apabila dibenci manusia kerana masih banyak yang menyayangimu di dunia,

tapi gelisahlah apabila dibenci Allah kerana tiada lagi yang mengasihmu di akhirat kelak.

Non Muslim saja kagum dengan pribadi Rasulullah SAW... apalagi sebagai umat Islam kita harus lebih mencintai dan mengidolakan Beliau daripada yang lain.

Dialog Musa AS dengan Allah Azza wa Jalla

Musa A.S: Oh Tuhan, ajarilah kami sesuatu yang dapat kami pakai untuk berzikir dan berdo'a kepada Engkau.
Tuhan: Ucapkan, La Ilaha Illallah ha Musa.
Musa A.S: Oh Tuhan, semua hamba-Mu telah mengucapkan kalimat itu.
Tuhan: Hai Musa, andaikan langit yang tujuh berserta seluruh penghuninya selain Aku, dan bumi yang tujuh ditimbang dengan La Ilaha Illallah.
niscaya masih berat La Ilaha Illallah.

Kata Hikmah :
1. Kisah ini diambil dari hadis Nabi S.A.W yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Hibban dan Imam Al-Hakim dari Abi Sa'id Al-Khud riyyi r.a.
2. Nilai La Ilaha Illallah lebih hebat daripada langit, bumi dan seluruh penghuninya.
3. Langit itu berpenghuni.
4. Bumi itu tujuh lapis sebagaimana langit.
5. Seutama-utama zikir adalah La Ilaha Illallah.

Alasan Kita Musti Bershalawat [2]




Rasulullah S.A.W telah bersabda bahwa, “Malaikat Jibril, Mikail, Israfil dan Izrail A.S. telah berkata kepadaku.

Berkata Jibril A.S. : “Wahai Rasulullah, barang siapa yang membaca shalawat ke atasmu tiap-tiap hari sebanyak sepuluh kali, maka akan saya bimbing tangannya dan akan saya bawa dia melintasi titian seperti kilat menyambar.”

Berkata pula Mikail A.S. : “Mereka yang bershalawat ke atas kamu akan aku beri mereka itu minum dari telagamu.”

Berkata pula Israfil A.S. : “Mereka yang bershalawat kepadamu akan aku sujud kepada Allah S.W.T. dan aku TIDAK AKAN mengangkat kepalaku sehingga Allah S.W.T. mengampuni orang itu (yang bershalawat).”

Malaikat Izrail A.S pula berkata : “Bagi mereka yang bershalawat ke atasmu, akan aku cabut ruh mereka itu dengan selembut-lembutnya seperti aku mencabut ruh para nabi-nabi.”

Apakah kita tidak cinta kepada Rasulullah S.A.W.? Para malaikat memberikan jaminan masing-masing untuk orang-orang yang bershalawat ke atas Rasulullah S.A.W.
Dengan kisah yang dikemukakan ini, kami harap para pembaca tidak akan melepaskan peluang untuk bershalawat ke atas junjungan kita Nabi Muhammad S.A.W. Mudah-mudahan kita menjadi orang-orang kesayangan Allah, Rasul dan para malaikat.

Akal VS Nafsu



Dalam sebuah kitab karangan ‘Ustman bin Hasan bin Ahmad Asy-Syaakir Alkhaubawiyi, seorang ulama yang hidup dalam abad ke XIII Hijrah, menerangkan bahwa sesungguhnya Allah S.W.T telah menciptakan akal, maka Allah S.W.T telah berfirman yang bermaksud : “Wahai akal mengadaplah engkau.” Maka akal pun mengadap kehadapan Allah S.W.T., kemudian Allah S.W.T berfirman yang bermaksud : “Wahai akal berbaliklah engkau!”, lalu akal pun berbalik.
Kemudian Allah S.W.T. berfirman lagi yang bermaksud : “Wahai akal! Siapakah aku?”. Lalu akal pun berkata, “Engkau adalah Tuhan yang menciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu yang daif dan lemah.”

Lalu Allah S.W.T berfirman yang bermaksud : “Wahai akal tidak Ku-ciptakan makhluk yang lebih mulia daripada engkau.”
Setelah itu Allah S.W.T menciptakan nafsu, dan berfirman kepadanya yang bermaksud : “Wahai nafsu, mengadaplah kamu!”. Nafsu tidak menjawab sebaliknya mendiamkan diri. Kemudian Allah S.W.T berfirman lagi yang bermaksud : “Siapakah engkau dan siapakah Aku?”. Lalu nafsu berkata, “Aku adalah aku, dan Engkau adalah Engkau.”
Setelah itu Allah S.W.T menyiksanya dengan neraka jahim selama 100 tahun, dan kemudian mengeluarkannya. Kemudian Allah S.W.T berfirman yang bermaksud : “Siapakah engkau dan siapakah Aku?”. Lalu nafsu berkata, “Aku adalah aku dan Engkau adalah Engkau.”

Lalu Allah S.W.T menyiksa nafsu itu dalam neraka Juu’ selama 100 tahun. Setelah dikeluarkan maka Allah S.W.T berfirman yang bermaksud : “Siapakah engkau dan siapakah Aku?”. Akhirnya nafsu mengakui dengan berkata, ” Aku adalah hamba-Mu dan Kamu adalah tuhanku.”
Dalam kitab tersebut juga diterangkan bahwa dengan sebab itulah maka Allah S.W.T mewajibkan puasa.
Dalam kisah ini dapatlah kita mengetahui bahwa nafsu itu adalah sangat jahat oleh itu hendaklah kita mengawal nafsu itu, jangan biarkan nafsu itu mengawal kita, sebab kalau dia yang mengawal kita maka kita akan menjadi musnah.

Do'a Sang Kyai dan Habaib bisa dipatakahkan oleh do'a seorang Ibu




CURHATAN SEORANG UMAT KEPADA Gus Lukman (cicit / buyut) Mbah Sholeh Darat SEMARANG JAWA TENGAH TENTANG TRAGEDI KETERTOLAKANNYA CAPRES YANG DI DUKUNG KYAI DAN HABAIB DALAM MERAIH KURSI RI 1 DINEGRI KITA INI

BERIKUT KISAHNYA....

Usai jamaah sholat tarowih di masjid peninggalan Simbah Kyai Sholeh Darat, lalu tadarusan, belum lama ini, banyak jamaah laki2 datang ke masjid Darat. Mereka dari kawasan sekitar Semarang Utara. Demi ngalap berkah Mbah Sholeh, para jamaah yg akan mudik ke kampung mereka di Jatim (sebagian orang Madura), mereka rutin melakukan sholat tasbih di Masjid Darat pada jam 23.00 hingga dini hari menjelang sahur.

Nah, saat usai tadarus, biasa kumpul2 di serambi masjid. sekalian mbahas kepanitiaan haul. Obrolannya macem-macem. Termasuk soal politik. Khususnya Pilpres. Saya dan Gus Lukman (cicit / buyut) Mbah Sholeh Darat, ditanyai beberapa hal. Gus Lukman ini nama lengkapnya Lukman Hakim Saktiawan bin Kyai Ali bin Kyai Kholil bin Kyai Sholeh Darat.diantara pertanyaannya adalah :

1. Mengapa banyak kyai, habib dan gus yg mendukung Prabowo. Padahal Prabowo bukan orang baik. (ini pertanyaan mereka lho. sama sekali bukan sy yg membuatnya. Dan mereka bukanlah anggota atau simpatisan partai pendukung Jokowi.

2. Apa para kyai dan habib dan gus-gus itu tidak belajar di masa PIlgub DKI dulu. Bahwa saat itu barisan ulama dan habib ngeblok di Fauzi Bowo, dan saat itu sangat keras hantaman fitnah kepada Jokowi. Ketua FPI, Habib Rizieq Syihab sudah menuding Jokowi Kafir, Kristen, China dll. semua ulama mendoakan untuk kemenangan Fauzi Bowo alias FOke. Tapi nyatanya Jokowi yang menang.

Dua pertanyaan itu tentu sulit dijawab. Karena kalau dijawab akan menimbulkan kesan su'ul adab. Apa pantas saya maupun Gus Lukman menjawabnya? sedangkan kami ini, eh, saya ini, hanya gedibal amoh yang hina nista. Tak ada cara lain, pertanyaan itu kita ajukan ke Mbah Sholeh saja. Saya tentu tidak pantas mengatakan bahwa kami "berkomunikasi" dengan sang waliyulloh. Tak pantas pula jika kami mengatakan jawaban itu dari kitab2 karya Mbah Sholeh.

Tapi pada intinya, dzurriyyah Mbah Sholeh memberi jawaban begini :

1. Pra kyai, habib, gus, pastilah tidak mendukung berdasar nafsunya. Tidak mungkin pula karena ingin uang atau karena dibayar. Mereka dijamin Mbah SHoleh, orang2 yang tulus, ikhlas, zuhud, bahkan adalah para cucu murid mbah Sholeh sendiri yg beliau jamin sudah berada di level sufi.

Namun justru kebeningan hati mereka itulah yg menjadikan beliau-beliau itu selalu berhusnuddhon kepada siapapun. Mereka selalu mengukur orang lain seperti dirinya. Yaitu serba apik, bagus, mulia. Padahal ini soal politik. dan politik adalah penuh muslihat, tipu daya. As-siyasah hiyal muslihat. "Ingatlah sejarah Pangeran Diponegoro. Kurang apa perjuangan beliau. Kurang suci apa jihad fi sabilillah beliau. Belanda sangat kewalahan menghadapi perang Jawa yg dikobarkan sang Pangeran dari Jogja ini. karena seluruh kyai, ulama mendukung perjuangan Diponegoro. Belanda kehilangan 10 ribu pasukannya. Lantas, Belanda menggunakan taktik jitu. Diponegoro diajak berunding. Dikirimlah utusan yang fasih bicara soal agama. dan dengan lembah manah, si utusan bilang kalau Belanda ingin damai.

Tentu dengan bumbu2 yang sangat manis. Hati ulama sebening Diponegoro, trenyuh dan luluh. Beliau mengira Belanda benar2 ingin damai saja. menyerah dan tidak menjajah lagi. tidak mau perang lagi. Namun kita tahu, Belanda ternyata menipu. Begitu Siponegoro datang di tempat perundingan, beliau ditangkap. lalu dibuang ke Makassar dan wafat syahid di sana.

Jadi, Gus Lukman mengutip Gus Dur, para kyai yg tidak ahli politik, sebainya memang tidak menggunakan hatinya untuk iktu dalam percaturan politik. sebab politik itu sangat beda dengan kejernihan nurani para kyai. GUs Dur mengajak para ulama untuk jeli dalam strategi, cerdik dalam siyasah. tidak asal dukung-mendukung. Terus terang sy terpaksa membuka hal yg sebenarnya tidak nyaman dikatakan. Simbah Kyai SHoleh dHAWUH begini: para kyai itu sering kurang teliti dalam menerima informasi.

Bukan karena kurang ilmu, tetapi karena kebeningan hati mereka itu. yang karena terlalu baiknya, menganggap semua orang baik. sehingga informasi yg dibawa orang seseorang, diterimanya dan dianggap benar. Propaganda dari intelijen seperti model Belanda, diterima sebagai kebenaran. sekali lagi, ini bukan berarti para kyai tertipu. bukan Berarti para kyai mudah ditipu. BUKAN!. orang jujur itu harus pintar. jujur thok kalau tidak pintar, memang mudah dibujuk. tapi pintar thok tidak jujur jadinya jahat.

Mohon jangan disalahpahami kalimat ini. karena ini nilai universal.Nuwun sewu, mohon beribu maaf, beberapa kyai yg hanya membaca berita di koran, bahkan dari tabloid ilegal, bergitu mudah percaya dan terburu-buru menjatuhkan pilihan sesuai yg dikehendaki sumber berita. Ingatlah di zaman Gus Dur, banyak kyai membenci beliau, ada yang sampai mencaci maki Gus Dur, ikut dalam arus propagana orde baru yg begitu benci dengan NU dan Gus Dur, larut dalam permainan politik dan media, lalu para kyai itu ikut2an membenci Gus Dur. bahkan ada yg sampai mufaroqoh segala.

Tradisi tabayyun belum ada di kalangan mereka. nalar kritis belum ada di benak para kyai 2 itu. sekali lagi, bukan karena kebodohan atau ketidakpintaran. tetapi karena saking jujurnya mereka. saking beningnya hati mereka. saking tulusnya jiwa mereka. saking bersihnya perasaan mereka. Jadi di masa Pilpres kemarin ini, pengalaman buruk itu terulang.

Jokowi yg jelas2 menjadi murid Habib Syekh bin ABdul Qodir Assegaf, yg menjadi anggota aktif Jamaah Muji Rosul (Jamuro), yg membuat kota solo yg dulunya full wahabi menjadi semarak oleh kegiatan sholawat, justru tidak sampai ke telinga para kyai2 itu. yg sampai justru informasi sesat dan menyesatkan yg menyebut Jokowi kristen, china, kafir, bahkan komunis. Persis fitnah yg diterima Gus Dur dari kalangan wahabi (termasuk tuduhan syiah dan antek yahudi plus antek amerika) --yg anehnya-- diamini oleh kalangan aswaja. ini yg sangat disayangkan dzurriyyah Mbah Sholeh.

Sementara Prabowo yg jelas2 punya masalah di keluarganya, punya masalah di kesehatan jiwanya, kepribadiannya yg begitu rupa dan konon tidak lulus tes psikologi, justru tampak mulia di kalangan para kyai2 itu. semata karena ada propaganda begitu besar melalui berbagai cara. sy sambil menangis menulis ini. sungguh bukan dari pikiran saya, bukan dari nafsu kami di kampung Darat. ini adalah kesedihan Mbah Sholeh Darat melihat fenomena yg berulang itu.

Sudah jelas di masa Pilgub DKI dulu Jokowi difitnah serupa dan Gusti ALlah menunjukkan kuasanya. Bahwa Gusti Allah niku mboten ridho menawi wonten abdinipun disia-sia. dinganingaya. Allah tidak pernah ridho jika ada hamba-Nya yang dianiaya. disia-sia. didholimi begitu rupa dengan penuh angkara murka. hanya karena jabatan, ada hamba yang direndahkan, dihina, difitnah entek-entekan. Sungguh Gusti ALlah tidak ridho. Bahkan mungkin mbendhu (murka) pada pelakunya. atau orang2 yang ada di barisan pelaku aniaya itu.

2. Mengapa doa para kyai dan habib untuk Fauzi Bowo tidak manjur? Mengapa doa beliau2 yg mulia dan sangat ikhlas itu tidak mustajab untuk Prabowo? padahal jumlahnyA ratusan bahkan ribuan. Mengapa?

Gus Lukman sambil menahan air mata berkata, --yang saya tahu, itu dari "bisikan" kakek buyutnya. Begini, berapa ribupun barisan ulama dan habib berdoa untuk Fauzi Bowo, tidak akan ada artinya dibanding doa ibunda Jokowi. Ingatlah, sehari sebelum Pilgub DKI digelar, ratusan kyai dan habib berkumpul, istighotsah di rumah Fauzi Bowo.

Sementara Jokowi hanya bersimpuh di kaki ibunya dan memohon doa dari sang bunda. Mengutip sebuah hadis, Gus Lukman mengatakan: Doa ibu tidak bisa ditandingi 40 orang wali sekalipun. Ridho Allah berada di Ridho orang tua. murka Allah ada di murka orang tua. Dan Jokowi mendapat ridho dari ibunya. Ibu adalah penghubung seorang hamba dengan alam ruh.

Jadi, ekstremnya, menurut Sabda Nabi, jangan pernah mengangagap jika sudah didukung ratusan kyai dan habib, pasti akan diijabahi. Jangan pernah menganggap itu. Bisa2 kita melakukan syirik khofi karena yg demikian itu. Semulia apapun mereka, tetaplah hamba Allah. ridho Allah tidak tergantung mereka.-air mata saya masih meleleh menulis ini. waktu malam itu kami kumpul, juga sesunggukan berurai tangis. rasanya sangat lancang kami membahas para kyai, para habib panutan kita semua.

Tapi bagaimanapun umat menunggu jawaban dari gurunya para guru ulama ini. Husnuddhon saya, Mbah Sholeh sedang mengingatkan kita semua, agar ingat peristiwa seperti di masa Pilgub DKI itu. Lihatlah, menjelang coblosan Pilpres, Jokowi mengajak keluarganya umroh. Beliau sowan langsung ke makam Kanjeng Nabi, lalu berdoa di multazam, berdoa di raudhoh, di depan Ka'bah. Sementara ibu kandungnya yang telah hajjah, juga berdoa penuh khusyuk dalam puasanya, untuk kebaikan sang putra.

Bandingkan dengan Prabowo yang di masa tenang itu justru menggerakkan para pendukungnya untuk menyebar kampanye melalui media sosial, sms, BBM, dengan menyuruh mereka mengganti foto profilnya dengan gambar garuda merah. sungguh jauh beda caranya dalam spiritualitas. sungguh sedih para wali yang sudah wafat, termasuk Mbah Sholeh, melihat para cucu muridnya berada di barisan orang2 yg di masa sebelum Pilpres suka menista para ulama, suka menghina para kyai, suka memusuhi amalan ahlussunnah wal jamaah.

Bahkan yg lebih menyedihkan, para santri ini, ikut2an kalap memusuhi Jokowi dengan aneka tudingan dan fitnah. Minimal ghibah dan namimah. itu biasanya perbuatan kaum wahabi salafi takfiri, revivalis puritan radikal fundamentalis. bukan kaum aswaja yg punya logika, punya modal nalar luar biasa dan modal hati yg lapang dalam ilmu.

Maka tentu sekarang patut kita menunggu, berharap para kyai, habib, dan gus yg mendukung Prabowo untuk berbuat sesuatu. berkata sesuatu. dhawuh sesuatu, agar Prabowo jangan terus-terusan memecah belah umat ini. Jangan kalap begitu rupa. dulu tidak percaya quick count, bilang menunggu keputusan KPU, tapi mengklaim kemenangan dan bahkan menggelar syukuran.

Setelah KPU memutuskan melalui rekap yang terbuka, malah ditolak dan tidak diakui. Bersyukur kita, Pak Mahfud MD sudah siuman. sudah insyaf. Hatta Rajasa sepertinya juga sudah sadar akan sikap yg mesti diambil. yang baik2 sebagaimana ajaran para ulama. tinggal si Wowo, si tersangka KPK Mantan Menag SDA, dan si Ical yg masih jumawa untuk mengakui hasil Pemilu ini.

Klarifikasi sy ini berisi tentang kesedihan para jamaah di masjid Darat. Yaitu sedih, mengapa beberapa kyai dan habib kemarin terlanjur ada di kelompok yg itu. jadi bukan menuding beliau2 berbuat begitu. ini ada umat melihat para tokoh panutannya kok berada di sarang penyamun. itu saja. jadi sedih mereka, lalu bertanya ke tokoh yg dianggap berada "di atas" para kyai itu. maka datanglah ke Darat.

Oleh sebab itu saya mengajak kita semua mengambil hikmah dari almaghfurlah Gus Dur. Sekarang ini makam beliau tak pernah sepi dari peziarah. hampir setiap ada kegiatan ziarah walisongo, selalu mampir ziarah ke makam Gus Dur. Bahkan bisa dibilang makam beliau lebih ramai daripada kakek maupun abahnya. orang2 mencintai beliau dan ingat kebaikan2 beliau. Bahkan orang2 yg dulu pernah terbujuk propaganda dan informasi sesat, kini menyesal dan mengetahui bahwa Gus Dur adalah korban fitnah, korban aniaya politik. Dan biasanya memang orang itu semakin banyak dihujat, sedangkan dirinya sungguh bukan orang jahat, akan dicintai.

Tetapi kesadaran itu sering datang terlambat. terlebih setelah sang korban telah wafat. tetapi memang demikianlah cara Gusti Allah mengangkat derajat hambanya. orang2 yang dimuliakan, bisa saja dibuat mengalami penghinaan dari kalangan manusia. dibiarkan orang mengurangi dosanya dengan memfitnah dia, tetapi di masa wafatnya diberi tempat mulia di sisi-Nya. Dulu kita sangat mudah mengetahui ada tokoh anu, kyai fulan, ikut "salah faham" sehingga ikut2an memusuhi Gus Dur.

Tetapi karena memang beliau itu bukan asli penghujat, maka dibuka hatinya oleh Gusti Allah sehingga insyaf dan menyesali perbuatannnya lalu minta maaf ke Gus Dur dan kembali baik sebagaimana asli watak beliau. Bersyukurlah jika panjenengan punya pengalaman atau berkesempatan berjumpa dengan waliyulloh yang mastur. Yang tersembunyi, yang tidak tampak sebagai orang mulia. Jika ada orang yg memang secara kasat mata adalah orang mulia, tentu sudah pasti Anda, saya, kita semua, hormat padanya. memuliakannya. mencium tangannya, meminta doanya, memohon barokahnya. Itu normal. Dan kita tentu tidak akan berpikiran buruk sedikitpun akan tindakan atau ucapan beliau, hingga kita pun memanggilnya habibina, syaikhuna, murobbi ruhina, dan lain sebagainya.

Namun jika panjenengan bertemu dengan orang yg tampak hina, gembel, lontang-lantung tak karuan, penampilannya kumuh, wajah ndeso, wajah tidak teduh, bahkan mungkin terkesan "bukan orang beriman", tentu secara normal pikiran kita akan mendorong kita untuk bersikap biasa saja padanya. Bahkan mungkin menjauh, menghinar atau jijik padanya. Ini jelas normal, karena otak kita dikendalikan oleh panca indera, dan hati kita berisi informasi yg sudah terekam dalam alam bawah sadar, bahwa orang mulia adalah yg tercermin atau termanifestaasi dari penampilannya.

Maka tidak salah, tidak keliru, tidak buruk, tidak jahat, Jika kita manut pada orang2 yg kita hormati dan kita muliakan itu. kita ikut apa yg beliau ikuti, kita pilih apa yg beliau pilih, manut apa yg beliau anut, melakukan apa yg beliau perbuat. itu sungguh benar, tepat dan sudah semestinya. sy yg merasa santri pun berbuat demikian. Karena ini adalah tuntunan kita selaku murid, dan kewajiban murid adalah mengikuti apa langkah sang guru.

Demikian pula, tidak salah, tidak keliru, tidak buruk, apabila kita tidak setuju, tidak rela, tidak sepakat, kepada tindakan yang buruk, yang menghalalkan segala cara, termasuk fitnah dan sebagainya. Itu tentu sesuai dengan jiwa kita yang telah diisi iman. maka ketika ada hamba yang didholimi sedemikian rupa, dianiaya begitu dahsyatnya, datanglah panggilan jiwa yg namanya pembelaan. Saya mewawancarai beberapa kyai yg menerbitkan Tabloid Obor Rohamatn Lil Alamin dan tabloid Al-Mihrob, termasuk mendengar dhawuh KH Hasyim Muzadi, bahwa tindakan mereka mendukung Jokowi adalah karena pembelaan dari hati nurani mereka. karena tidak rela wahabi yg dholim akan berkuasa. tidak rela ada hamba yg baik dan tidak terbukti buruk difitnah begitu rupa. itu adalah panggilan ruhaniyyah bagi seorang ulama yg selalu melihat umat dengan pandangan kashi sayang. yandhurunal umah biainir rohmah.

Sebagai penutup, dzurriyah Mbah Sholeh Darat berpesan, di manapun engkau berada, dalam situasi apapun engkau ada, dengan siapapun engkau bersua, jangan pernah kehilangan akal sehat, jangan pernah kehilangan nalar tawazun. selalulah berimbang. jangan pernah menerima informasi mentah dari satu pihak. Selalulah dengar dari pihak lain. Jangan pernah memutuskan sesuatu hanya karena tampak orang banyak telah memilihnya. Selalulah ingat bahwa setiap kebenaran awalnya ditolak. setiap dakwah awalnya dibantah. setiap kebaikan awalnya dikesampingkan. setiap kemuliaan awalnya dicampakkan.

Janganlah engkau menjadi orang yang menyesal karena hanya bermodal kejujuran dan ketulusan hati. kejujuran dan ketulusan hati itu sangat bagus dan harus digenggam erat. tetapi dalam sebuah kondisi terntentu, engkau harus tahu siyasah, harus cerdik, harus pintar, harus pandai, harus bisa "mementahkan tipu daya dengan ilmu tipudaya".

Jangan ulangi pengalaman Pangeran Diponegoro. Terlalu mahal harga yg harus dibayar untuk sebuah ketulusan yang dimanfaatkan dan dimanupulasi lawan. terlalu besar madhorot yg diderita umat akibat keikhlasan hati dan ketulusan budi yg dieksploitasi orang jahat untuk kepentingan nafsu mereka. sekian.

Mohon sekali lagi sy dimaafkan. ini sebatas upaya menyampaikan apa yg saya bisa tuliskan dari interaksi dengan umat dan panutan mereka.

disadurkan lagi oleh : Damai Aceh (Singa Aswaja)

Sumber : https://www.facebook.com/notes/298720156976948

Amalan Penolak Bala


Hidup ini tidak seindah yang dibayangkan. Banyak hal yang tidak terduga menghampiri hidup kita. Kepahitan dan kegetiran adalah warna yang memoles lembar kehidupan manusia. Meski sesungguhnya bagi orang yang beriman dunia ini adalah surga tak berperi dengan kenikmatan dan keelokannya yang tidak bertepi.

Untuk kita yang saat ini sedang dalam kubangan musibah ada baiknya kita mencoba menyisir jalan kebaikan berikut ini. Atau, kita yang sedang dihantui kegagalan, inilah amalan yang menghibur untuk menolak berbagai kemungkinan bala. 


Pertama, melazimkan doa. Orang yang terbiasa dengan berdoa akan mengalir sebuah kekuatan yang mampu menjadikan dirinya tegar. Bahkan, doa adalah sebuah proteksi ampuh menstabilkan kondisi hati dengan berbagai macam keadaannya.

Disebut oleh Nabi Muhammad SAW, “Tidak ada yang mampu menolak takdir kecuali doa.” (HR Ahmad). Bahkan, ada doa yang langsung dari Allah untuk menuntun kita terhindar dari berbagai ujian, musibah, dan bala. “Duhai Allah jangan sekali-kali Engkau uji kami di luar batas kemampuan kami.” (QS al-Baqarah [2]: 286).

Kedua, kesungguhan takwa. Banyak disebut oleh berbagai ayat bahwa kesungguhan dan keseriusan dalam ketakwaan mengantarkan ketangguhan spiritual dalam menyelesaikan setiap kesulitan hidup. Ini artinya semangat takwa menghindarkan sebuah peristiwa buruk dalam hidup manusia. “Siapa yang bertakwa maka Allah jadikan baginya jalan keluar. Dan Allah karunia kan rezeki dari arah tak terduga. Siapa yang menyerahkan urusannya ke pada Allah maka akan dicukupkan (nikmat dan kebutuhannya) …” (Baca QS al- Thalaq [65]: 2-3).

Ketiga, rida orang tua. Setelah kita tegak dengan nilai-nilai Langit seperti disebut oleh dua poin di atas, saatnya kita mengumpulkan energi dari bumi. Dan, kita perlu memulainya dari bilik kedua orang tua kita. Doa dan restu mereka yang pada urutannya mengantarkan kepada sejuta kebaikan, yang kita unduh tidak hanya di dunia, tapi juga di akhirat. Keramat terampuh di dunia ini tidak lain doa dan restu orang tua. “Rida Allah ada pada rida orang tua dan murka-Nya ada pada murka kedua orang tua,” demikian sabda Nabi Muhammad SAW riwayat al-Hakim.

Keempat, sedekah. Keutamaan sedekah sudah banyak yang menyebutkan. Bahkan, secara terang sebuah hadis mengisyaratkan, “Sedekah itu benar-benar menolak bala.” (HR Thabrani dari Abdullah ib nu Mas’ud). Karena, agama adalah amal. Maka, nikmat dan kelezatan beragama akan berasa jika kita benar-benar mengamalkan. Karena itu, saat nya kita buktikan dengan amal nyata. Kita bersedekah pasti ada proteksi bala yang langsung Allah desain.

Kelima, istighfar. “Kami tidak akan turunkan azab bencana selama mereka masih beristighfar.” (QS al-Anfal, 8: 33). Berikutnya, silaturahim, berzikir, dan selawat. Terkait dengan zikir, disebut oleh Nabi SAW, “Petir menyambar siapa pun, tetapi petir tidak akan menyambar orang yang sedang berzikir.”

Terakhir, senantiasa berbuat baik. Kebaikan yang kita tebarkan di bumi adalah kebaikan untuk kita yang Allah gelontorkan dari langit (QS ar- Rahman [55]: 60).Wallahu a’lam.

Bukti Kebenaran Al Qur'an : Dibatasinya Dua Lautan


"Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu.
Antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing. Maka nikmat tuhanmu manakah yg engkau dustakan” (Q.S. Ar-Rahman:19-21)

Inilah kebenaran ayat Allah.. :)




Wow..!! Kutipan Ayat Al-Quran Ada di Dinding Fakultas Hukum Harvard



Sumber
Solopos 2013

Universitas Harvard sedang jadi perbincangan media sosial dan surat kabar di timur tengah. Pasalnya, di salah satu sudut ruangan di Fakultas Hukum universitas di Massachusetts, Amerika Serikat itu terpampang potongan ayat Alquran.

Diberitakan Emirates247, Senin (15/9/2014), sebuah potongan Alquran surat An-Nisa ayat 135 terpampang di dinding Fakultas Hukum Universitas Harvard. Potongan surat An-Nisa itu dituliskan di dinding sebagai penghargaan karena dinilai sebagai salah satu frasa yang mencerminkan keadilan.

Potongan ayat itu ditulis dengan kalimat berbahasa Inggris. Dinding yang diberi nama Words of Justice itu juga mencantumkan frasa dari piagam perdamaian Magna Carta serta sejumlah filsuf-filsuf terkenal.

“Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu penegak keadilan, menjadi saksi, karena Allah walaupun terhadap dirimu sendiri atau terhadap ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika dia (yang terdakwa) kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatan(kebaikannya). Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka ketahuilah Allah Mahateliti terhadap segala apa yang kamu kerjakan,” demikian terjemahan versi Indonesia seperti dikutip dari Tafsir.web.id,Selasa (16/9/2014).

Dilaporkan harian berbahasa Arab, Ajel, seorang pelajar Arab Saudi yang bersekolah di sana menyadari keberadaan surat tersebut. Dia pun memotret dan mengunggah gambarnya ke akun Twitter.

“Saya menyadari surat tersebut ditampilkan oleh Fakultas Hukum. Mereka menilainya sebagai ekspresi keadilan terhebat sepanjang sejarah,” ujar pelajar bernama Abdullah Jumma itu.

Harvard merupakan salah satu perguruan tinggi hukum tertua di Amerika Serikat. Universitas ini pun tercatat memiliki perpustakaan hukum terbesar di dunia. Banyak tokoh-tokoh penting dunia yang lahir dari universitas ini. Sebut saja Presiden AS Barrack Obama, Mark Zuckerberg, Steve Ballmer dan para jurnalis serta penulis berpengaruh lain.



MasyAllah.... Penguasa Langit Bumi-pun Bershalawat Untuk Muhammad SAW


Tulisan ini ane sadur dari tulisan Ust. Yusuf Mansyur.

Di antara kiat sukses adalah mengikuti dan meniru cara yang dilakukan oleh orang-orang yang sudah sukses. Dengan begitu, insya Allah kesuksesan juga akan bisa kita raih.

Dalam hal shalawat, tidak tanggung-tanggung, yang kita contoh adalah Allah SWT dan para malaikat-Nya. (QS al-Ahzab [33]: 56).

Subhanallah. Jika kita mau bershalawat untuk Nabi SAW, maka kita telah meniru apa yang dilakukan Allah dan malaikat-Nya. Inilah pesona shalawat. Kesuksesan apa yang akan kita raih?

Allah yang Mahakuasa, yang di tangan-Nya segala kesuksesan, keselamatan, kemuliaan, kehormatan, telah memerintahkan kita selaku hamba-Nya untuk bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW, yakni manusia yang paling dicintai-Nya. Dan, masya Allah, Allah melakukan hal itu; bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW.

Tabarakallah. Mahasuci Allah Yang telah meninggikan nama Nabi Muhammad, sehingga tidak disebut La ilaha illallah, tanpa Muhammad Rasulullah. Allah “menyejajarkan”, “menyandingkan” nama-Nya yang Mahaagung dan Mahamulia, dengan nama Nabi Muhammad di dalam kalimat tauhid, kalimat syahadat.

Masya Allah, ingin menangis rasanya.Ya Rasulallah, izinkan kami—umatmu ini—bershalawat untukmu. “Allahumma shalli wa sallim wa barik ‘ala Sayyidina Muhammad wa ‘ala alihi wa-dzurriyyatihi, wa ashhabihi wa ummatihi.”

Silahkan, mau pakai Sayyidina, boleh. Nggak pakai, juga boleh. Tapi, sebaiknya pakai Sayyidina, sebagai bentuk penghormatan kita untuk membedakan menyebut namanya dengan nama manusia lain.

Saya mengajar tentang shalawat, alhamdulillah atas izin Allah, saya merasa sangat bahagia. Saya mengajarkan kepada diri saya, keluarga saya, dan siapa saja yang mau percaya dan mengikuti untuk membaca shalawat.

Sungguh, jika mau segala kemudahan dan kesuksesan, perbanyaklah bershalawat kepada Rasulullah SAW. Semakin rutin dan banyak jumlahnya, maka akan semakin baik. Dengan begitu, shalawat akan menjadi salah satu pakaian amal kita sehari-hari.

Banyak itu kira-kira minimal 100 kali dalam sehari. Kalau masalah yang dihadapi lagi berat, dan kebutuhan banyak, maka perbanyaklah lagi bershalawat. Kalau perlu hingga1.000 kali dalam sehari atau lebih.

Jika yang demikian itu rutin kita lakukan, sering kita baca, misalnya 40 hari atau 100 hari tanpa putus, insya Allah, segala kemudahan akan menyertai kita. Cobalah, Anda tidak akan rugi.

Jika sudah merasa ada kemajuan, maka teruskanlah bershalawat dalam setiap kesempatan. Dan jika belum, teruslah mencoba dengan sepenuh keyakinan dalam menjalankan amalan yang juga dilakukan Allah dan malaikat-Nya ini.
Insya Allah, Anda akan merasakan manfaatnya. Apalagi, jika kita juga melakukan amal-amal saleh dari amalan-amalan sunnah yang diajarkan Rasulullah, niscaya shalawat itu akan lebih bermakna dan bertenaga.

Shalawat paling pendek, Shallallahu ‘ala Muhammad. Dan di antara shalawat yang paling keren adalah shalawat yang dipakai dalam tahiyyat akhir saat shalat, yakni Shalawat Ibrahimiyyah.

Di situ, kita juga menyebut nama Nabi Ibrahim AS, sang kekasih Allah. Semoga kita yang hina ini, selalu diizinkan Allah untuk beramal dengan amalan Allah, yakni bershalawat. Amin.

Dosa Jariyah... Mengalir Terus Menerus



Disamping ada pahala jariyah, dalam islam juga ada dosa yang sifatnya sama, dosa jariyah. Dosa yang tetap terus mengalir, sekalipun orangnya telah meninggal. Dosa yang akan tetap ditimpakan kepada pelakunya, sekalipun dia tidak lagi mengerjakan perbuatan maksiat itu.

Betapa menyedihkannya nasib orang ini, di saat semua orang membutuhkan pahala di alam barzakh, dia justru mendapat kucuran dosa dan dosa. Anda bisa bayangkan, penyesalan yang akan dialami manusia yang memiliki dosa jariyah ini.

Satu prinsip yang selayaknya kita pahami, bahwa yang Allah catat dari kehidupan kita, tidak hanya aktivitas dan amalan yang kita lakukan, namun juga dampak dan pengaruh dari aktivitas dan amalan itu. Allah berfirman di surat Yasin,

إِنَّا نَحْنُ نُحْيِي الْمَوْتَى وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوا وَآثَارَهُمْ وَكُلَّ شَيْءٍ أَحْصَيْنَاهُ فِي إِمَامٍ مُبِينٍ
“Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS. Yasin: 12)

Orang yang melakukan amal dan aktivitas yang baik, akan Allah catat amal baik itu dan dampak baik dari amalan itu. Karena itulah, islam memotivasi umatnya untuk melakukan amal yang memberikan pengaruh baik yang luas bagi masyarakat. Karena dengan itu dia bisa mendapatkan pahala dari amal yang dia kerjakan, plus dampak baik dari amalnya.

Sebaliknya, orang yang melakukan amal buruk, atau perbuatan maksiat, dia akan mendapatkan dosa dari perbuatan yang dia lakukan, ditambah dampak buruk yang ditimbulkan dari kejahatan yang dia kerjakan. Selama dampak buruk ini masih ada, dia akan terus mendapatkan kucuran dosa itu. – wal’iyadzu billah.. –, itulah dosa jariyah, yang selalu mengalir. Sungguh betapa mengerikannya dosa ini.

Mengingat betapa bahayanya dosa jariyah ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan umatnya agar berhati-hati, jangan sampai dia terjebak melakukan dosa ini.

Sumber Dosa Jariyah

Diantara sumber dosa jariyah yang telah diperingatkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam,

Pertama, mempelopori perbuatan maksiat.

Mempelopori dalam arti dia melakukan perbuatan maksiat itu di hadapan orang lain, sehingga banyak orang yang mengikutinya. Meskipun dia sendiri tidak mengajak orang lain untuk mengikutinya. Dalam hadis dari Jarir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّئَةً، كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ، مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْء
“Siapa yang mempelopori satu kebiasaan yang buruk dalam islam, maka dia mendapatkan dosa keburukan itu, dan dosa setiap orang yang melakukan keburukan itu karena ulahnya, tanpa dikurangi sedikitpun dosa mereka.” (HR. Muslim).

Orang ini tidak mengajak lingkungan sekitarnya untuk melakukan maksiat yang sama. Orang ini juga tidak memotivasi orang lain untuk melakukan perbuatan dosa seperti yang dia lakukan. Namun orang ini melakukan maksiat itu di hadapan banyak orang, sehingga ada yang menirunya atau menyebarkannya.

Karena itulah, anak adam yang pertama kali membunuh, dia dilimpahi tanggung jawab atas semua kasus pembunuhan karena kedzaliman di alam ini. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ تُقْتَلُ نَفْسٌ ظُلْمًا إِلَّا كَانَ عَلَى ابْنِ آدَمَ الأَوَّلِ كِفْلٌ مِنْ دَمِهَا
“Tidak ada satu jiwa yang terbunuh secara dzalim, melainkan anak adam yang pertama kali membunuh akan mendapatkan dosa karena pertumpahan darah itu.” (HR. Bukhari 3157, Muslim 4473 dan yang lainnya).

Anda bisa bayangkan, orang yang pertama kali mendesain rok mini, pakaian you can see, kemudian dia sebarkan melalui internet, lalu ditiru banyak orang. Sekalipun dia tidak ngajak khalayak untuk memakai rok mini, namun mengingat dia yang mempeloporinya, kemudian banyak orang yang meniru, dia mendapatkan kucuran dosa semua orang yang menirunya, tanpa dikurangi sedikitpun.

Tak jauh beda dengan mereka yang memasang video parno atau cerita seronok di internet, tak terkecuali media massa, kemudian ada orang yang nonton atau membacanya, dan dengan membaca itu dia melakukan onani atau zina atau bahkan memperkosa, maka yang memasang di internet akan mendapat aliran dosa dari semua maksiat yang ditimbulkan karenanya.

Termasuk juga para wanita yang membuka aurat di tempat umum, sehingga memancing lawan jenis untuk menikmatinya, maka dia mendapatkan dosa membuka aurat, plus dosa setiap pandangan mata lelaki yang menikmatinya. Meskipun dia tidak mengajak para lelaki untuk memandanginya.

Kedua, mengajak melakukan kesesatan dan maksiat

Dia mengajak masyarakat untuk berbuat maksiat, meskipun bisa jadi dia sendiri tidak melakukan maksiat itu. Merekalah para juru dakwah kesesatan, atau mereka yang mempropagandakan kemaksiatan.

Allah berfirman, menceritakan keadaan orang kafir kelak di akhirat, bahwa mereka akan menanggung dosa kekufurannya, ditambah dosa setiap orang yang mereka sesatkan,

لِيَحْمِلُوا أَوْزَارَهُمْ كَامِلَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمِنْ أَوْزَارِ الَّذِينَ يُضِلُّونَهُمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ أَلَا سَاءَ مَا يَزِرُونَ
Mereka akan memikul dosa-dosanya dengan penuh pada hari kiamat, dan berikut dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikitpun (bahwa mereka disesatkan). (QS. an-Nahl: 25)

Imam Mujahid mengatakan,

يحملون أثقالهم: ذنوبهم وذنوب من أطاعهم، ولا يخفف عمن أطاعهم من العذاب شيئًا
Mereka menanggung dosa mereka sendiri dan dosa orang lain yang mengikutinya. Dan mereka sama sekali tidak diberi keringanan adzab karena dosa orang yang mengikutinya. (Tafsir Ibn Katsir, 4/566).

Ayat ini, semakna dengan hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ دَعَا إِلَى ضَلَالَةٍ، كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ، لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا
“Siapa yang mengajak kepada kesesatan, dia mendapatkan dosa, seperti dosa orang yang mengikutinya, tidak dikurangi sedikitpun.” (HR. Ahmad 9398, Muslim 6980, dan yang lainnya).

Anda bisa perhatikan para propagandis yang menyebarkan aliran sesat, menyebarkan pemikiran menyimpang, menyerukan masyarakat untuk menyemarakkan kesyirikan dan bid’ah, menyerukan masyarakat untuk memusuhi dakwah tauhid dan sunah, merekalah contoh yang paling mudah terkait hadis di atas.

Sepanjang masih ada manusia yang mengikuti mereka, pelopor kemaksiatan dan penghasung pemikiran menyimpang, selama itu pula orang ini turut mendapatkan limpahan dosa, sekalipun dia sudah dikubur tanah. Merekalah para pemilik dosa jariyah.

Termasuk juga mereka yang mengiklankan maksiat, memotivasi orang lain untuk berbuat dosa, sekalipun dia sendiri tidak melakukannya, namun dia tetap mendapatkan dosa dari setiap orang yang mengikutinya.

Semoga Allah memudahkan kita untuk melakukan amal jariyah dan menjauhkan kita dari dosa jariyah. Amin…

Rahasia Mengapa Shalat Harus di Awal Waktu

Ternyata anjuran tersebut ada hikmahnya. Menurut para ahli, seperti yang dilansir voa islam setiap perpindahan waktu sholat, bersamaan dengan terjadinya perubahan tenaga alam dan dirasakan melalui perubahan warna alam. Kondisi tersebut dapat berpengaruh pada kesehatan, psikologis dan lainnya. Berikut ini kaitan antara shalat di awal waktu dengan warna alam.

Waktu Subuh
Pada waktu subuh, alam berada dalam spektrum warna biru muda yang bersesuaian dengan frekuensi tiroid (kelenjar gondok). Dalam ilmu Fisiologi (Ilmu biologi yang mempelajari berlangsungnya sistem kehidupan) tiroid mempunyai pengaruh terhadap sistem metabolisma tubuh manusia. Warna biru muda juga mempunyai rahasia tersendiri berkaitan dengan rejeki dan cara berkomunikasi. Mereka yang masih tertidur nyenyak pada waktu Subuh akan menghadapi masalah rejeki dan komunikasi. Mengapa? Karena tiroid tidak dapat menyerap tenaga biru muda di alam ketika roh dan jasad masih tertidur. Pada saat azan subuh berkumandang, tenaga alam ini berada pada tingkatan optimal. Tenaga inilah yang kemudian diserap oleh tubuh kita terutama pada waktu ruku dan sujud.

Waktu Zuhur
Alam berubah menguning dan ini berpengaruh kepada perut dan sistem pencernaan manusia secara keseluruhan. Warna ini juga punya pengaruh terhadap hati. Warna kuning ini mempunyai rahasia berkaitan dengan keceriaan seseorang. Mereka yang selalu ketinggalan atau melewatkan sholat Zuhur berulang kali akan menghadapi masalah dalam sistem pencernaan serta berkurang keceriaannya.

Waktu Ashar
Alam berubah lagi warnanya menjadi oranye. Hal ini berpengaruh cukup signifikan terhadap organ tubuh yaitu prostat, rahim, ovarium/ indung telur dan testis yang merupakan sistem reproduksi secara keseluruhan. Warna oranye di alam juga mempengaruhi kreativitas seseorang. Orang yang sering ketinggalan waktu Ashar akan menurun daya kreativitasnya. Di samping itu organ-organ reproduksi ini juga akan kehilangan tenaga positif dari warna alam tersebut.

Waktu Maghrib
Warna alam kembali berubah menjadi merah. Sering pada waktu ini kita mendengar banyak nasehat orang tua agar tidak berada di luar rumah. Nasehat tersebut ada benarnya karena pada saat Maghrib tiba, spektrum warna alam selaras dengan frekuensi jin dan iblis. Pada waktu ini jin dan iblis amat bertenaga karena mereka ikut bergetar dengan warna alam. Mereka yang sedang dalam perjalanan sebaiknya berhenti sejenak dan mengerjakan sholat Maghrib terlebih dahulu. Hal ini lebih baik dan lebih selamat karena pada waktu ini banyak gangguan atau terjadi tumpang-tindih dua atau lebih gelombang yang berfrekuensi sama atau hampir sama dan bisa menimbulkan fatamorgana yang bisa mengganggu penglihatan kita.

Waktu Isya
Pada waktu ini, warna alam berubah menjadi nila dan selanjutnya menjadi gelap. Waktu Isya mempunyai rahasia ketenteraman dan kedamaian yang frekuensinya sesuai dengan sistem kontrol otak. Mereka yang sering ketinggalan waktu Isya akan sering merasa gelisah. Untuk itulah ketika alam mulai diselimuti kegelapan, kita dianjurkan untuk mengistirahatkan tubuh ini. Dengan tidur pada waktu Isya, keadaan jiwa kita berada pada gelombang Delta dengan frekuensi dibawah 4 Hertz dan seluruh sistem tubuh memasuki waktu rehat. Selepas tengah malam, alam mulai bersinar kembali dengan warna-warna putih, merah jambu dan ungu. Perubahan warna ini selaras dengan kelenjar pineal (badan pineal atau “mata ketiga”, sebuah kelenjar endokrin pada otak) kelenjar pituitary, thalamus (struktur simetris garis tengah dalam otak yang fungsinya mencakup sensasi menyampaikan, rasa khusus dan sinyal motor ke korteks cerebral, bersama dengan pengaturan kesadaran, tidur dan kewaspadaan) dan hypothalamus (bagian otak yang terdiri dari sejumlah nucleus dengan berbagai fungsi yang sangat peka terhadap steroid, glukokortikoid, glukosa dan suhu). Maka sebaiknya kita bangun lagi pada waktu ini untuk mengerjakan sholat malam (tahajud).

Kita sebagai umat Islam sepatutnya bersyukur karena telah di’karuniakan’ syariat shalat oleh Alloh Swt ...semoga kita termasuk org2 yg sll sholat tepat waktu.

Orang ZOLIM Kebanyakan Bermental JONGOS!

Maksudnya, seseorang berbuat zalim demi seseorang yang dituankannya. Seseorang yang bermental jongos akan berusaha menjaga kepentingan tuannya agar tetap bertahan sebagai tuan. Dia bersedia melakukan kezaliman dan kejahatan apa pun semata-mata agar tuannya memandang dirinya pantas menjadi jongos sang tuan.
Sifat orang zalim
Al-Quran menggambarkan secara sempurna sebab-sebab yang mendorong seseorang berbuat zalim di dalam banyak ayat dan memotivasi kita untuk menghindarinya. Secara ringkas sebab-sebab itu sebagai berikut:
1. Menentang dan berpaling dari ayat-ayat Allah.
وما يجحد بآياتنا إلا الظالمون
“Hanya orang-orang zalim yang mengingkari ayat-ayat Kami.” (al-Ankabut: 49)
Allah menyediakan ayat-ayat-Nya sebagai hidayah dan pengarah. Mengingkarinya berarti tidak mengamalkannya. Ini adalah pengantar menuju kezaliman, bahkan kezaliman itu sendiri.
2. Melanggar batasan-batasan Allah.
Maksudnya, tidak berkomitmen pada jalan yang benar sehingga pada waktu yang sama seseorang menyimpang dari jalan yang lurus dan terjebak di padang kesesatan.
Allah SWT berfirman:
تلك حدود الله فلا تعتدوها، ومن يتعد حدود الله فأولئك هم الظالمون
“Itulah batasan-batasan Allah, janganlah kalian melanggarnya. Orang-orang yang melanggar batasan-batasan Allah, mereka adalah orang-orang yang zalim.” (Al-Baqarah: 223)
Mereka menzalimi diri sendiri dengan menempatkan diri mereka dalam hidup yang serba sulit dan serba sempit, juga menzalimi orang lain dengan menimbulkan berbagai masalah di masyarakat.
3. Tidak menjadikan hukum Allah sebagai dasar dalam mengambil keputusan.
Perbedaan poin ini dengan poin sebelumnya, poin terdahulu dilakukan oleh masyarakat secara keseluruhan, sedangkan poin ini dilakukan oleh para penguasa. Kadang kala masyarakat ingin menerapkan ajaran Tuhan, tapi penguasa menghalang-halanginya dengan cara mengaburkan hukum Tuhan dan mengedepankan hukum manusia.
Allah SWT berfirman:
ومن لم يحكم بما أنزل الله فأولئك هم الظالمون
“Orang-orang yang tidak mengambil keputusan dengan berdasarkan kepada hukum Allah, mereka adalah orang-orang yang zalim.” (Al-Maidah: 45)
4. Mengikuti orang-orang kafir.
Salah satu sebab terbengkalainya hukum Allah dan terjerumusnya kita di padang kesesatan dan kelemahan adalah membiarkan orang kafir menguasai diri kita. Orang-orang kafir tentu saja ingin menerapkan ideologi yang mereka yakini, yaitu ideologi yang selaras dengan kepentingan dan hawa nafsunya. Karena itu, masyarakat kita melangkah ke arah yang tidak memberi manfaat, tapi justru membahayakan diri sendiri.
Allah SWT berfirman:
يا أيها الذين آمنوا لا تتخذوا آبائكم وإخوانكم أولياء إن استحبوا الكفر على الإيمان ومن يتولهم منكم فأولئك هم الظالمون
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian menjadikan bapak-bapakmu dan saudara-saudaramu sebagai pelindung, jika mereka lebih menyukai kekafiran daripada keimanan. Barangsiapa di antara kalian yang menjadikan mereka sebagai pelindung, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (at-Taubah: 23)
5. Mengikuti hawa nafsu.
Al-Quran telah menjelaskan alasan-alasan seseorang menuruti bisikan hawa nafsunya, yaitu:
a. Menipu orang lain demi melindungi kepentingannya.
Allah SWT berfirman:
ومن أظلم ممن افترى على الله كذباً ليضل الناس بغير علم
“Siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat kebohongan terhadap Allah untuk menyesatkan orang-orang tanpa pengetahuan?” (Al-An’am: 144)
b. Menghalang-halangi dilaksanakannya ajaran Allah jika bertentangan dengan kepentingannya.
Allah SWT berfirman:
ومن أظلم ممن منع مساجد الله أن يذكر فيها اسمه
“Siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mencegah disebutnya nama Allah di masjid-masjid?” (al-Baqarah: 114)
c. Membelot dari kebenaran dan tidak mendukungnya.
Allah SWT berfirman:
ومن أظلم ممن كتم شهادة عنده من الله
“Siapakah orang yang lebih zalim daripada orang yang menyembunyikan kesaksian dari Allah yang ada padanya?” (al-Baqarah: 140)
Bolehkah tunduk kepada kezaliman?
Islam melarang ketundukan kepada kezaliman.
Allah SWT berfirman:
ولا تركنوا إلى الذين ظلموا فتمسكم النار وما لكم من دون الله من أولياء ثم لا تنصرون
“Dan janganlah kamu cenderung kepada orang yang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, sedangkan kamu tidak mempunyai penolong seorang pun selain Allah sehingga kamu tidak akan diberi pertolongan.” (Hud: 113)